androidvodic.com

Ratusan Siswa Terdampak Kerusuhan di Pulau Rempang, KPAI: Jangan Pakai Gas Air Mata Sekitar Sekolah - News

News, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memastikan, 324 siswa di SDN 024 Galang dan 354 siswa SMPN 022 Kota Batam di Pulau Rempang yang terkena dampak kerusuhan diberi pendampingan psikis dan fisik.

Adapun pendampingan sudah ditangani oleh Dinas Kesehatan maupun Dinas Sosial.

Diharapkan, dari pendampingan ini para siswa tidak menimbulkan trauma dan bisa kembali belajar dengan tenang dan nyaman.

Anggota KPAI Diyah Puspitarini yang langsung terjun menemui siswa mengatakan, pihaknya mengupayakan pemenuhan hak anak serta perlindungan anak dalam kondsisi darurat terlindungi, dan juga upaya untuk mencegah kekerasan terhadap anak agar tak berulang kembali.

"Anak-anak yang berada di lokasi kerusuhan termasuk dalam kelompok anak yang memperoleh perlindungan khusus (AMPK), khususnya anak dalam situasi darurat," ujar Dyah.

KPAI sangat menyayangkan kerusuhan itu lantaran berdampak pada terhambatnya pemenuhan hak pendidikan anak dan tergolong tindak kekerasan kepada anak. 

Apalagi, di RSUD Embung Fatimah sempat menerima 10 anak dan 1 orang guru dilarikan di RS Embung Fatimah saat kerusuhan.

Selain mengunjung para siswa KPAI juga melakukan pengawasan ke Polresta Balerang untuk mendapatkan informasi yang akurat terkait bagaimana peraturan dalam hal mengantisipasi kericuhan sehingga tidak ada lagi korban anak dampak dari konflik sosial ini.

 
KPAI berharap semoga peristiwa tersebut tidak terulang kembali dan mendorong Polresta Balerang untuk memastikan tidak ada anak yang berhadapan dengan hukum dalam kasus ini. 

Lebih lanjut, Diyah memberikan masukan terkait dengan penggunaan gas air mata pada kondisi ricuh yang sangat riskan di sekitar Satuan Pendidikan yang mengakibatkan kondisi anak dalam bahaya.

Baca juga: Sosok Amsakar Achmad, Wakil Wali Kota Batam yang Istrinya Diperiksa Soal Rempang, Ini Kekayaannya

"Kami juga memastikan agar Kepolisian turut bertanggungjawab terhadap pemulihan anak-anak tersebut dengan mengedepakan humanisme dan bukan tindakan represif, tuturnya.
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat