Perjuangan KMPA Giri Bahama Angkat Air Gua Suruh: Putus Kekeringan, Angkat Kesejahteraan Warga Desa - News
Laporan Wartawan News, Imam Saputro
News, WONOGIRI - Kokok ayam jantan pertama di dini hari bulan Agustus 1987 seakan jadi alarm pengingat bagi Suyadi dan warga Desa Pucung, Wonogiri untuk segera berangkat mengambil air.
Suyadi membawa dua kaleng minyak bekas berukuran 20 liter, sebilah bambu untuk pikulan dan obor dengan minyak tanah sebagai bahan bakar.
Tanpa menunggu terang pagi, Suyadi dan puluhan warga Desa Pucung mulai berjalan menuju ke arah timur, tepatnya ke Dusun Suko atau Dusun Tejo.
Arak-arakan obor itu menjadi pemandangan biasa setiap musim kering tiba.
“Biasanya jam 3 pagi sudah mulai jalan ke Desa Suko atau Desa Tejo, ramai-ramai, jadi seperti ada barisan obor panjang ke arah timur tiap pagi,” cerita Suyadi mengenang perjuangan mengambil air yang sudah dilakukannya sejak tahun 80an ini kepada News awal Oktober 2023.
Para lelaki biasanya membawa dua blek (kaleng minyak) dengan cara dipikul sedangkan perempuan menggendong atau menyunggi tempayan air.
Tujuan mereka sama, untuk mengambil air di desa tetangga yang hanya cukup untuk kebutuhan domestik sehari-hari.
“Kami menyebutnya, ngangsu atau mengambil air, bisa di belik (mata air) atau sumur di Desa Tejo atau Suko yang masih mengeluarkan air,” kenang Suyadi.
Tahun 80an, sepeda kayuh masih menjadi barang mewah di Desa Pucung, apalagi sepeda motor, sehingga aktivitas mengambil air itu dilakukan dengan cara berjalan kaki beramai-ramai.
Perjalanan melalui jalan berbatu dan berdebu dilakoni Suyadi dan penduduk Desa Pucung tanpa sinar matahari.
Kondisi desa berbukit-bukit juga memaksa warga untuk mengeluarkan tenaga lebih.
"Kalau pas berangkat ya nanjak, pas pulang banyak turunnya, tapi sambil memikul air di jalan turun ya tenaganya malah lebih," kenang Suyadi.
“ Ngangsu itu harus pagi-pagi, karena kalau sudah terang atau jam 5an, air sudah habis, tidak kebagian,” kata Suyadi menambahkan.
Terkini Lainnya
Air dari Gua Suruh kini tercatat menghidupi 442 KK (kepala keluarga) atau sekitar 4 ribuan warga yang berada di enam dusun di Desa Pucung.
BERITA REKOMENDASI
Toko Indra Prasta Jadi Bank Mini di Tengah Warga Desa Gambiranom
BERITA TERKINI
berita POPULER
Detik-detik 4 Pekerja Tewas Keracunan Gas di Pabrik Karawang, Sempat Bersihkan Tangki Pupuk
VIDEO Dewan Pers Ungkap Fakta Baru Pembakaran Wartawan: Sempat Ketemu Oknum TNI, Korban Ketakutan
Saksi Ahli Pidana Ingatkan Penghapusan 2 DPO dalam Kasus Vina Cirebon Tidak Bisa Begitu Saja
Terungkap, Tak Hanya Promosikan Situs Judi Online, Selebgram Bogor Juga Buka Jasa Layanan Porno
Pengakuan Pegawai PT KAI Pelaku Pembunuhan Istri, Sempat Cerai dan Menikah Lagi