androidvodic.com

Soal Pemilu Era Gen Z, Psikolog: Mereka Tak Bisa Disetir, tapi Sikap Politiknya Berdasarkan Sentimen - News

News - Dosen psikologi Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Abdul Hakim, memberikan pandangannya tentang pemilu pada era generasi Z saat ini.

Hal tersebut ia sampaikan ketika menghadiri acara Tribun Series: Pemilu di Era Gen Z, Kompetisi Damai di Media sosial, pada Jumat (17/11/2023) di Harris Hotel, Solo.

Abdul Hakim menilai bahwa generasi Z memiliki karakteristik khusus, seperti pada perkembangan psikologis mereka.

Hal tersebut menjadi kunci mereka dalam mengambil tindakan dan memilih berbagai pilihan politik.

Secara usia, generasi Z yang berusia 18 hingga 25 tahun ini dianggap sudah dewasa, tetapi perkembangan otak mereka belum sepenuhnya mature karena mudah menderita penyakit mental.

"Lobus frontalis, bagian depan (otak) yang berfungsi untuk mengambil keputusan itu belum sepenuhnya berfungsi baik," kata Abdul Hakim, dikutip dari YouTube Tribunnews, Jumat.

Namun, di sisi lain, generasi Z ini lahir di sebuah ekosistem media yang dibanjiri dengan berbagai informasi.

Baca juga: Generasi Z Diminta Harus Mampu Perjuangkan Isu Strategis pada Pemilu 2024

Padahal, otak mereka belum sepenuhnya mature tapi lebih banyak mendapatkan akses informasi.

Menurut Abdul Hakim, hal tersebutlah yang membuat mereka sulit untuk mengambil keputusan politik secara sistematis dan matang.

Meskipun demikian, generasi Z ini disebutkan juga sulit untuk disetir dalam hal politik.

Pasalnya, mereka mempunyai akses informasi dari berbagai platform yang bisa didapatkan.

"Framing-nya susah disetir sehingga framing satu hal itu bisa di-counter dengan framing yang lain," ungkapnya.

Pada Pemilu 2024 nanti akan banyak pihak yang mengatasnamakan generasi Z.

Oleh karena itu, generasi Z diharapkan mampu menjadi bagian dari Pemilu 2024 yang rasional dan melawan politik uang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat