androidvodic.com

Temui DPRD, Guru-guru Honorer di Deli Serdang Sumut Takut Digeser Guru PPPK - News

News, LUBUKPAKAM - Puluhan guru honorer di sekolah negeri di Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara meminta Pemkab membuka formasi Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Permintaan tersebut disampaikan guru-guru honorer tersebut saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPRD Deli Serdang Selasa, (30/1/2024).

RDP ini dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi IV, Saadah Lubis yang juga merupakan mantan Kadis Pendidikan Deli Serdang. Saadah didampingi oleh anggota Komisi Abdul Rahman dan Hairul Sani.

Baca juga: Guru Honorer di Sidrap Tewas Dibacok Pemabuk, Usai Beraksi Pelaku Menyerahkan Diri

Berbagai keluhan disampaikan guru honorer yang saat itu mereka sampaikan sudah tergabung dalam komunitas Persatuan Guru honorer Indonesia (PGHI) Deli Serdang dan disampaikan secara bergantian oleh para guru honorer. 

Pertama menyangkut permintaan formasi guru kelas khususnya guru sekolah negeri saja tahun 2024.

Kemudian mempertanyakan masalah nasib mereka kedepan karena 527 guru yang baru menerima SK PPPK akan masuk ke sekolah-sekolah negeri.

Mereka takut kalau mereka akan diberhentikan setelah ada yang berstatus PPPK masuk ke sekolah mereka lagi. 

"Kami datang ke sini karena kami merasa PGRI kurang memperhatikan kami yang guru honorer ini. Maka dari itu kami sepakat duduk bersama dan bermusyawarah untuk membuat suatu gerakan baru yang mana gerakan baru ini kami beri nama PGHI se Kabupaten Deli Serdang. Kami ingin menyuarakan nasib kami," ujar Rahma. 

Dedi guru honorer lainnya menambahkan saat ini mereka merasa dalam keadaan terancam.

Diharapkan jangan sampai karena kedatangan guru PPPK ke sekolah, mereka yang sudah mengabdi bertahun tahun dan belasan tahun menjadi digeser atau di tempatkan di lokasi yang jauh.

Baca juga: Digaji Rp200 Ribu Jadi Guru Honorer SD di Kediri, Marga Kini Diangkat Jadi Tenaga Ahli Bupati

Menurutnya penempatan mereka juga terlalu jauh maka tidak mungkin para guru akan betah mengajar karena penghasilan juga masih kecil perbulannnya. 

"Posisi kami terancam karena mereka akan turun. Kecuali mereka akan di tempatkan ke sekolah masing-masing. Kalau sudah penuh kami mau dibuat kemana lagi? Kita resah kalau kita nanti dicarikan ke tempat yang jauh dan di ujung. Kalau gaji 300 ribu siapa yang mau," kata Dedi. 

Para guru berharap kedatangan mereka ke DPRD tidak dipermasalahkan oleh para kepala sekolah.

Diakui sebenarnya kedatangan mereka untuk berjuang ini juga banyak ditentang oleh kepala sekolah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat