androidvodic.com

Happy Salma dan Nicholas Saputra Akan Gelar Pertunjukan Teater 'Sudamala: Dari Epilog Calonarang' - News

Laporan Wartawan News, Mohammad Alivio

News, JAKARTA - Pertunjukan teater bertajuk 'Sudamala: Dari Epilog Calonarang' digelar di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia, pada 10-11 September 2022.

Happy Salma dan Nicholas Saputra terlibat dalam pertunjukan tersebut sebagai produser.

Menurut Nicholas, pementasan teater ini disiapkan sejak akhir 2021. Ia menghabiskan banyak waktunya di Ubud, Bali. 

Di sana, ia kerap berdiskusi dengan Happy Salma mengenai seni pertunjukan di Bali, termasuk Calonarang. 

Berangkat dari situ, munculah ide pementasan teater yang terinspirasi dari tradisi di Bali.

Pementasan Sudamala: Dari Epilog Calonarang adalah karya kolaborasi antara 80 orang seniman dan maestro Bali juga kota lainnya. 

"Dilihat dari sisi tradisi maupun dari seni pertunjukan, dramaturgi, gerak penari, kostum dan topeng yang dikenakan, serta gamelan yang mengiringi, semua dikreasi dengan detail yang mengagumkan," kata Nicholas Saputra, saat jumpa pers di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (25/8/2022).

Baca juga: Alasan Happy Salma Berhenti dari Dunia Entertainment dan Pilih Fokus ke Teater

Ini akan menjadi pentas tradisi pertama Titimangsa yang dipentaskan di area terbuka di tengah hiruk pikuk kota Jakarta.

Sebab digelar secara outdoor di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta.

"Untuk membawa seni tradisi keluar dari Bali, membagi pengalaman yang kami rasakan kepada penonton di Jakarta misalnya, bukan hal yang mudah. Kami ingin menghadirkan pentas seni tradisi namun dengan tampilan dan bahasa yang universal," ujar Happy Salma.

"Ini juga tantangan bagi kami untuk membuat formula baru dengan durasi yang jauh lebih pendek, karena biasanya pertunjukan seni tradisi bisa berlangsung 6-8 jam," lanjut Happy Salma selaku produser sekaligus founder Titimangsa.

Sudamala: Dari Epilog Calonarang menceritakan kisah Walu Nateng Dirah, seorang perempuan yang memiliki kekuatan dan ilmu yang luar biasa besar serta ditakuti banyak orang termasuk membuat resah raja yang berkuasa saat itu, Airlangga. 

Hal ini pula yang menyebabkan tak banyak pemuda yang berani mendekati putri semata wayangnya, yang bernama Ratna Manggali. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat