androidvodic.com

Menpora Amali Ikut Soroti Match Fixing di Liga 3: Kalau Terbukti Hukuman Tidak Boleh Ringan - News

Laporan Wartawan News, Abdul Majid

News, JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali turut menyoroti kasus pengaturan skor yang kembali terjadi di kompetisi sepakbola Indonesia.

Sebelumnya kasus pengaturan skor terjadi di Liga 2, di mana manajemen Perserang telah memecat lima pemainnya yang terbukti melakukan tindakan tersebut.

Bahkan Komdis PSSI juga telah menjatuhi hukuman kepada lima pemain Perserang dan melimpahkan kasus ini kepada pihak kepolisian guna mencari dalangnya atau sang penelepon yang menawarkan pengaturan skor.

Baca juga: Praktik Curi Umur Hingga Main Dukun, Akmal Beberkan Potret Suramnya Pembinaan Sepakbola Tanah Air

Baru-baru ini kasus pengaturan skor terjadi di Liga 3.

Tim Liga 3 Jawa Timur, Gresik Putra (Gestra Paranane FA) secara resmi memecat dua pemain dan satu ofisial karena terindikasi terlibat pengaturan skor. Kedua pemain itu berinisial AC dan HPS, serta ada DGR, ofisial tim yang menjabat sebagai Kitman.

Manajemen Gestra Paranane memecat ketiganya karena terbukti melakukan pertemuan dengan sejumlah orang yang menawarkan kerjasama untuk mengatur skor pertandingan.

Menpora Amali pun berharap PSSI juga fokus memperhatikan Liga 3 yang jadi sarana pembinaan bagi para pesepakbola Indonesia.

Baca juga: Akmal Marhali: Juara-Degradasi di Liga Sepakbola Nasional Sudah Ketahuan Sebelum Kompetisi Dimulai

“Ya, liga 1, 2 3 di bawah koordinasi PSSI. Saya tetap berharap PSSI juga berikan perhatian kepada liga 3 karena kalau sudah tertutup  di Liga 1 dan 2, maka mereka akan bermain di liga 3, bisa jadi itu benar,” kata Menpora dalam konferensi pers secara daring, Kamis (18/11/2021).

“Tapi itu harus kita buktikan betul jangan sampai orang ketakutan, karena dia main salah atau apa malah dicurigai mainnya sudah diatur,” sambungnya.

Menpora menegaskan apabila nanti sudah terbukti dan sudah terungkap siapa pelakunya, pelaku pengaturan skor itu harus dihukum seberat-beratnya sehingga tak kembali mengulanginya.

Hukuman berat juga bakal jadi cerminan bagi para pelaku sepakbola untuk tidak melakukan tindakan haram tersebut

“Kemudian kalau memang benar-benar ada yang terbukti, itu hukumannya tidak boleh ringan. Kalau ringan mereka akan ulangi lagi. Kalau tidak salah dulu tidak boleh ikut dalam kegiatan sepakbola sampai seumur hidup,” kata Menpora.

Nah, hal seperti itu yang harus kita terapkan supaya mereka tidak melakukan kecuali orang-orang yang nekat. Jadi hal ini juga harus diperhatikan PSSI, Asprov, Askab dan Askot,” pungkasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat