androidvodic.com

Populer Saat Corona, Zoom Hadapi Tantangan Soal Keamanan dan Privasi Pengguna - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News - Masalah keamanan aplikasi Zoom yang kini banyak digunakan banyak orang di seluruh dunia, disebut kian membesar.

Aplikasi ini memang digunakan untuk memudahkan komunikasi saat sistem pembatasan interaksi fisik maupun sosial (physical dan social distancing) diberlakukan pemerintah berbagai negara demi mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).

Menurut artikel dari Motherboard yang ditulis pada Selasa lalu, layanan video call ini secara tidak sengaja akan mengekspos alamat email pribadi serta foto-foto ribuan orang.

Baca: Disebut Suudzon & Provokatif oleh Yasonna Laoly, Najwa Shihab: Ini Hak Sebagai Warga Negara

Fitur Zoom yakni 'company directory' secara otomatis akan mengelompokkan pengguna yang berbagi domain email yang sama.

Baca: Masker Kain 3 Lapis Seperti Apa yang Efektif Menangkal Virus 70 Persen?

Ini dimaksudkan untuk memudahkan rekan kerja satu untuk menemukan rekan kerja lainnya.

Kendati demikian, sejak pertengahan Maret lalu, para pengguna Twitter telah melaporkan bahwa meskipun mereka mendaftar pada layanan Zoom dengan menggunakan alamat email pribadi mereka, namun aplikasi ini mengelompokkan mereka dengan ribuan orang lainnya.

Seolah mereka semua bekerja pada perusahaan yang sama, sehingga ini tentu saja membuka informasi pribadi mereka.

Dikutip dari laman Business Insider, Senin (6/4/2020), setelah Motherboard menyuarakan keprihatinannya terhadap layanan yang tengah populer di tengah mewabahnya virus corona ini, perwakilan Zoom mengatakan bahwa perusahaan mempertahankan domain yang masuk 'daftar hitam'.

Selain itu Zoom juga secara teratur mengidentifikasi domain yang akan ditambahkan.

Sementara itu, The Intercept juga melaporkan pada hari Selasa lalu bahwa Zoom tidak menggunakan enkripsi end to end pada video meetingnya, meskipun perusahaan ini sering menggunakan istilah tersebut dalam materi pemasarannya.

Enkripsi end to end pada dasarnya akan memastikan, baik penyerang eksternal maupun Zoom sendiri tidak dapat mengakses konten dalam video meeting penggunanya.

Sebaliknya, mereka menawarkan bentuk enkripsi yang disebut transport encription.

Ini secara teoritis mengacak konten yang bisa diakses oleh penyerang eksternal, namun tidak untuk Zoom itu sendiri.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat