androidvodic.com

Transformasi Digital Perlu Dibarengi dengan Peningkatan Literasi Masyarakat - News

Laporan Wartawan News, Dennis Destryawan

News, JAKARTA -- Transformasi digital bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bukan sekadar membuka toko online di marketplace.

Deputi Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Muhammad Neil El Himam menyampaikan, transformasi digital menjadi sebuah keharusan, keniscayaan.

"Sehingga, ada kebutuhan akan peningkatan literasi digital dari teman-teman pelaku UMKM. Jadi transformasi digital ini bukan hanya sekadar buka toko online, terus jualan di sana," ujar Neil di Jakarta, Selasa (24/5/2022).

Baca juga: Bos Tencent: Pasar Ekonomi Digital Indonesia Sangat Menjanjikan!

Menurut Neil, penting bagi para pelaku UMKM untuk memiliki kemampuan bercerita atau story telling mengenai produk yang dia tawarkan, bukan hanya sekadar memasang foto produk.

"Story telling dapat menjadi nilai tambah sehingga sangat mungkin dapat meningkatkan minat konsumen untuk melakukan pembelian," katanya.

Sementara itu, layanan logistik dari Gojek, Gosend, meluncurkan buku khusus untuk para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berjudul "Kiat Jitu Menjadi Best Seller: Dukungan Gosend untuk Pertumbuhan UMKM di Era Digital".

Buku tersebut bertujuan untuk memperkaya ilmu bisnis dan pemasaran para pelaku UMKM dalam mengembangkan usaha mereka. Buku ini merupakan komitmen Gosend yang berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan UMKM.

Baca juga: Schneider Electric Beri Dukungan 6 Rumah Sakit Terapkan Digitalisasi Melalui Sistem EPME

"Buku ini diciptakan untuk menjadi pegangan, menjawab kebutuhan, dan mempersiapkan para UMKM khususnya social seller," ujar Head of Marketing Logistics Gojek Marsela Renata.

Marsela menambahkan, buku tersebut ditulis oleh para pakar di bidangnya. Adapun pakar yang terlibat di antaranya Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Prof. Rhenald Kasali, Ph.D, praktisi dan konsultan marketing di Inventure yang telah menulis 60 buku bertema bisnis dan pemasaran Yuswohady, dan Kepala Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) ITB Kampus Jakarta sekaligus Direktur Center for Policy and Public Management SBM ITB Yudo Anggoro.

Ada pula konsultan wirausaha, founder lembaga kursus UMKMKU, sekaligus penulis buku kewirausahaan Wulan Ayodya, dan konsultan bisnis dari Funtastic Consulting sekaligus penulis buku kewirausahaan Arief Ardinugroho.

"Mereka bercerita tentang lanskap social commerce, (misalnya) bagaimana mengikuti tren, bagaimana menghasilkan komunikasi yang kreatif agar bisa stand out ketika menggunakan media sosial," imbuh Marsela.

Baca juga: Pertemuan Menko Airlangga – CEO Qualcomm: Perluas Peluang Investasi Bidang Digital

Dikemas secara ringan, buku tersebut terdiri dari empat bab utama yaitu "Memulai Usaha baru Sejak Pandemi", "Berawal dari Social-Selling", "Lika-liku Bisnis untuk Kategori F&B, Fashion, dan Art Craft, serta tips-tips penting untuk seller yang meliputi brand activation, content creation, dan risk management.

Selain itu, dalam buku tersebut juga terdapat kisah sukses dari para best seller Gosend yang akan menginspirasi para pelaku UMKM lainnya. Praktisi dan konsultan marketing dari Inventure Yuswohady mengatakan, McKinsey memperkirakan bahwa ada 30 juta pembeli online di Indonesia pada tahun 2017.

Dari pasar sebesar 8 miliar dolar AS (Rp117 triliun), 37,5 persen di antaranya adalah social commerce, dan diperkirakan akan terus tumbuh.

Oleh karena itu, menurut Yuswohady, penting bagi para pelaku UMKM untuk memahami cara mengoptimalkan peluang tersebut.

"Buku ini adalah pedoman untuk menciptakan marketing yang jago sehingga kita bisa menarik pelanggan tak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat