androidvodic.com

Dipecat Elon Musk, Mantan Karyawan Twitter Luncurkan Aplikasi Pesaing Bernama Spill - News

Laporan Wartawan News  Namira Yunia Lestanti

News, CALIFORNIA – Setelah dipecat Elon Musk pada awal November lalu, mantan karyawan Twitter Alphonzo Phonz Terrell dan DeVaris Brown, tengah bersiap meluncurkan aplikasi baru bernama Spill.

Nama Spill dipilih berdasarkan istilah 'spill the tea' yang populer di media sosial. Melansir dari Mashable, aplikasi ini dirilis untuk menyaingi layanan media sosial Twitter milik Elon Musk.  

Spill sekilas memiliki fungsi yang sama dengan Twitter, dimana sosial media ini dirancang sebagai platform berbincang yang mengedepankan budaya.

Baca juga: Pengguna Twitter Atur Nasib Elon Musk, 57 Persen Minta Miliarder Itu Hengkang

Layaknya Twitter, Spill juga memiliki fitur live news feeds yang dapat digunakan pengguna untuk mengunggah postingan.

Meski memiliki tampilan yang sama namun Spill diklaim lebih lengkap ketimbang Twitter, diantaranya dengan menyertakan fitur tea parties agar pengguna dapat menyelenggarakan acara online dan IRL, serta menyematkan bonus dalam aplikasi agar pengguna dapat  meningkatkan postingan mereka.

Untuk segi desain pemasaran, Spill dibuat dengan menyasar demografik Gen Z, berbeda dengan Twitter yang menyasar semua kalangan.

Uniknya Spill dirancang dengan memanfaatkan kecanggihan jaringan blockchain sehingga aplikasi ini dapat memberikan sejumlah kompensasi kepada pengguna yang memiliki postingan populer.

"Dengan memanfaatkan blockchain kami akan memonetisasi Spill sehingga dapat  memberi kredit kepada kreator. Apabila mereka memiliki spill atau cuitan viral," jelas Terrell.

Rencananya Spill baru meluncur ke publik pada Januari 2023 mendatang, meski begitu usai dirilis pada Senin (19/12/2022) kemarin, Spill dilaporkan sudah menerima 20.000 reservasi pengguna yang ingin membuat username.

Sebelum menjadi pemimpin sekaligus pendiri Spill, Alphonzo Phonz Terrell dan DeVaris Brown dulunya merupakan karyawan lama Twitter, dimana Terrell menjabat sebagai Global Head of Social and Editorial selama tiga tahun.

Baca juga: Elon Musk Bikin Jajak Pendapat: Haruskah Saya Mundur Sebagai Bos Twitter?

Sementara Brown merupakan Product Manager Lead yang fokus menggarap machine learning Twitter.

Namun usai Twitter melakukan pemecatan massal pada 3.700 stafnya, keduanya lantas berambisi untuk membalaskan dendam pada Elon Musk selaku CEO baru Twitter dengan meluncurkan aplikasi yang dapat menyaingi platform berlogo burung biru itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat