androidvodic.com

Kontroversi Twitter Berlanjut, Elon Musk Potong 50 persen Tunjangan Hamil Karyawan - News

Laporan Wartawan News Namira Yunia Lestanti

News, CALIFORNIA – Elon Musk kembali mengambil kebijakan kontroversial dengan memangkas tunjangan para karyawan yang berencana untuk memiliki keturunan, Jumat (6/1/2023).

Melalui pemberitahuan yang dikirimkan ke email para karyawan, Musk menjelaskan bahwa per 1 Januari 2023 tunjangan kehamilan yang diterima staff Twitter kini dipotong sebesar 50 persen.

Munculnya kebijakan baru itu sontak memicu komentar negatif dari khalayak, lantaran kontradiktif dengan kehidupan Elon Musk yang selama ini sangat vokal mendukung peningkatan angka kelahiran (global birth rates).

Baca juga: Twitter Menunggak Sewa Gedung Hingga 136.250 Dolar AS, Elon Musk Terancam Kena Tuntutan

Ia bahkan kerap menyerukan anjuran pada masyarakat dunia untuk mendukung program global birth rates dari pemerintah. Musk mengatakan bahwa dunia akan punah apabila masyarakat membatasi jumlah kelahiran anak.

Tak tanggung – tanggung untuk mendukung program pemerintah tersebut, Justine Wilson istri pertama dari miliarder kondang ini mengikuti program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF).

Diketahui saat ini jumlah anak Elon Musk yakni sekitar 10 orang. Enam dari istri pertama, dua dari istri kedua dan dua lainnya dari pasangannya yang menjabat sebagai CEO Neuralink.

Sebelum pemangkasan tunjungan di berlakukan, para pegawai Twitter yang sedang merencanakan untuk memiliki momongan mendapatkan subsidi dari perusahaan sebesar 80.000 dolar AS atau sekitar 1,2 miliar (satuan kurs Rp 15.681).

Dengan dana tersebut para pegawai Twitter dapat membayarkan tagihan biaya yang berkaitan dengan perawatan kesuburan, pembekuan sel telur dan sperma, pengambilan donor, surrogacy, hingga biaya adopsi anak.

Akan tetapi usai Musk memberlakukan kebijakan tersebut, kini tunjangan dipotong setengahnya sehingga para karyawan hanya menerima tunjangan sebesar 40.000 dolar AS atau setara Rp 627 juta, seperti yang dikutip dari Gizmodo.

Meski jumlah tunjangan yang diberikan platform berlogo burung biru itu masih tergolong banyak bila dibandingkan dengan beberapa perusahaan lainnya, namun jumlah tersebut tak cukup bila digunakan untuk menanggung biaya bayi tabung yang diperkirakan bisa menghabiskan 15.000 dolar AS hingga 30.000 dolar AS atau setara Rp 235 juta – Rp 470 juta per program.

Serta tanggungan biaya ibu pengganti (surrogacy) bagi karyawan Twitter yang ingin mengadopsi anak, dimana biaya adopsi di AS rata-rata mencapai sekitar 100.000 dolar AS atau Rp 1,5 miliar.

Lebih lanjut menurut informasi yang beredar, dalam pengumumannya kemarin Musk juga turut menghapus pemberian insentif penunjang kinerja karyawan seperti tunjangan pembelian perangkat komputer dan tunjangan makanan ringan.

Musk hingga kini belum memberikan komentar terkait beredarnya isu pemangkasan tunjangan pada karyawannya, namun pemangkasan tunjangan ini diterapkan untuk menekan pembengkakan operasional Twitter pasca akuisisi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat