androidvodic.com

Terus Tumbuh di Indonesia, Cakupan Pasar Metaverse Makin Luas - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, JAKARTA - Potensi pasar Metaverse di Indonesia kini kian mengalami pertumbuhan dan peluang bisnisnya pun meluas ke berbagai sektor.

Mulai dari industri fashion, properti, pendidikan, kesehatan, pariwisata hingga kuliner.

Metaverse saat ini dianggap sebagai evolusi berikutnya dari internet dan dikenal sebagai suatu teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR).

Teknologi ini memungkinkan setiap orang untuk berinteraksi secara virtual dengan orang lain.

Istilah ini dikenal setelah jejaring sosial Facebook mengubah nama perusahaannya menjadi Meta pada Oktober 2021.

Pada saat itu, perusahaan tersebut mengumumkan rencana untuk menghabiskan 10 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk teknologi demi membangun visinya tentang Metaverse.

Baca juga: Wamenparekraf Angela Dorong Pemasaran Digital Fesyen RI di Metaverse

Karena dianggap sebagai evolusi selanjutnya dari internet, maka Metaverse mengambil banyak bentuk, termasuk game, komunitas online dan pertemuan bisnis di mana orang-orang berkolaborasi melalui faksimili digital atau avatar diri mereka sendiri.

Perlu diketahui, saat ini ekonomi digital diperkirakan tumbuh sekitar 20 hingga 25 persen dari ekonomi global, dan pangsa ini dinilai akan terus mengalami pertumbuhan.

Di masa depan, ekonomi virtual pun diprediksi akan tumbuh besar bersama ekonomi digital.

Sementara menurut Goldman Sachs dan Morgan Stanley, ukuran peluang metaverse diprediksi berada pada kisaran 8 hingga 10 triliun dolar Amerika Serikat (AS).

Netverse besutan IBF Net menjadi salah satu metaverse blockchain algorand yang turut meramaikan pertumbuhan evolusi dari internet di tanah air.

Baca juga: Kota Bandung akan Launching Pengembangan Metaverse, Kerjasama dengan SAB

CEO IBF Net Group, Mohammed Alim mengatakan metaverse satu ini menerapkan prinsip sesuai syariah pada teknologi blockchain dan diharapkan menjadi kontributor utama dalam pergerakan digitalisasi di dunia Islam.

Hadir melalui Netversity, metaverse ini berkontribusi pada berbagai macam kursus berorientasi sosial.

Alim menjelaskan bahwa pihaknya juga fokus pada pertumbuhan organik dalam keanggotaan jaringan IBFNex yang melayani sektor filantropi, nirlaba, dan sektor profit yang membentuk miniatur ekonomi Islam.

"Jaringan ini telah mengalami pertumbuhan keanggotaan lebih dari 600 persen selama dua tahun terakhir setelah berada di kisaran 5 ribu anggota dalam jangka waktu yang lama, dan akan melewati target 50 ribu anggota pada pertengahan 2023," kata Alim, dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (25/1/2023).

Sementara itu, Founder IBF Net Group, Dr. Mohammed Obaidullah mengatakan perusahaan juga sedang membentuk Dewan yang terdiri dari para penggerak di dunia akademis, profesional dan cendekiawan syariah dari industri jasa keuangan Islam.

Ia pun optimis, metaverse besutannya dapat berdampak positif bagi ekosistem syariah.

"Kami sangat senang melihat dampak positif yang akan diberikan Netverse terhadap ekosistem syariah di dunia Islam dan sekitarnya," pungkas Dr. Obaidullah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat