androidvodic.com

Pengamat Penerbangan ALvin Lie Bagikan Modus Baru Penipuan Lewat Undangan - News

Laporan Wartawan News, Nitis Hawaroh

News, JAKARTA - Pengamat penerbangan Alvin Lie mengungkap modus penipuan baru lewat undangan 'View'. Temuan modus baru penipuan digital ini dia bagikan melalui akun Twitter-nya.

Alvin menyebutkan, penipuan modus baru ini mencatut sebuah bank ternama di Indonesia. Isi pesan yang dikirim nomor tidak dikenal itu hanya sebaran undangan dengan tombol "view".

"Penjahat phising makin merajalela dengan modus berubah-ubah. Selama ini gunakan APK, sekarang gunakan Action Button "View"," tulis Alvin dikutip Kamis (20/7/2023).

Alvin menyampaikan, pesan yang dikirim nomor tidak dikenal itu untuk tidak ditekan agar tidak terjerumus dalam modus tersebut.

Bahkan, dia juga meminta untuk segera memblokirnya jika hal tersebut menimpa khalayak ramai.

"Jangan klik. Segera block," tulis dia.

"Kita lengah dikit aja langsung jadi korban. Saldo di bank/ market place dll dikuras habis. Nomer HP kita dipakai utk menipu sana-sini," imbuhnya.

Warganet pun ramai menanggapi unggahan Alvin Lie, pemilik akun @AbyAlthaf menyatakan bahwa modus lain yang dilakukan penipu itu bahkan menggunakan undangan digital.

"Betul mas... Makin byk yg begini. Contoh ini. Dlm bentuk undangan jg ada. Wis jian tenan," tulis @AbyAlthaf.

Baca juga: AI Login dari Triv Ini Bisa Lindungi Pengguna dari Penipuan File APK yang Kini Marak

Di sisi lain, hal serupa dirasakan oleh pemilik akun @sangbima. Dia menyatakan bahwa pernah mendapat pesan yang sama, meski dirinya bukan merupakan nasabah bank tersebut.

"Sy jg ngalamin. Padahal sy bukan nasabah bni. Linknya merujuk ke halaman yg meminta no hp, nomor atm, expire, ama 3 digit terakhir no atm. Berikutnya mereka minta masukin kode otp. Klo gagal, mrk sudah nyiapin link wa ke no mrk. Harus hati2, perhatikan link yg dibuka," ungkap @sangbima.

Baca juga: Polisi Beberkan Modus Penipuan Melalui e-Commerce Jombingo: Jual-Beli Dapat Komisi

Sementara dengan keluhan warganet tersebut, pemilik akun @masdar_yanto menuliskan bahwa kasus penipuan ini justru merupakan tugas Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk membasminya.

"Mestinya ini tugas Kemeninfo untuk melacak dan memblokir secara digital," tulis @masdar_yanto.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat