Ada Tren Peningkatan Ancaman Siber yang Menargetkan Sektor Bisnis di Indonesia - News
Laporan Wartawan News, Eko Sutriyanto
News, JAKARTA - Badan Siber Nasional dan Sandi Negara (BSSN) melaporkan sebanyak 1,6 miliar serangan siber tercatat di Indonesia pada tahun 2021.
Ancaman siber dan serangan ransomware baru-baru ini menjadi ancaman bagi dunia bisnis di Indonesia.
Praktisi keamanan siber, Alfonsus Bram mengatakan, data terbaru menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan dalam ancaman siber yang menargetkan bisnis di Indonesia.
"Pelaku ancaman dan peretas secara aktif mengeksploitasi kerentanannya dan menempatkan perusahaan dalam risiko," kata Alfonsus Bram di sela-sela kerjasama Vibicloud, Cyfirma, dan Nextgen Indonesia di Jakarta, Rabu (22/11/2023).
Melalui kerjasama ini bisnis di Indonesia akan merasakan manfaat solusi keamanan siber yang terintegrasi sepenuhnya yang didukung teknologi AI (Artificial intelligence) terkini dan dikelola oleh tim ahli keamanan siber.
Dikatakan CEO ViBiCloud ini, serangan ransomware telah mengalami peningkatan signifikan dalam frekuensi dan kompleksitas, menyumbang 50 persen dari semua serangan.
Untuk itu, kata dia diperlukan layanan yang akan mampu membangun benteng untuk melawan serbuan penyerang siber.
"Tentunya bukan hanya memberikan pandangan mendalam ke dalam kerentanan keamanan perusahaan, sebagaimana dilihat melalui lensa seorang peretas namun juga memungkinkan bisnis untuk secara aktif mengenali, mengevaluasi, dan menanggapi potensi risiko digital," katanya.
Baca juga: Cegah Serangan Siber ke Data Nasabah, Perbankan Perkuat Sistem Manajemen Keamanan Informasi
Semua langkah ini, kata dia diarahkan untuk menjaga keamanan aset berharga dan data sensitif dengan tindakan yang tepat dan efisien.
Founder dan CEO Cyfirma, Kumar Ritesh menilai penting kerjasama strategis untuk melindungi bisnis dari ancaman siber yang terus berkembang dan platform Detct dari Cyfirma memberikan wawasan yang berharga tentang potensial serangan.
"Juga soal kerentanan, pelanggaran data, dan aset yang berisiko dieksploitasi oleh kelompok peretas," katanya.
Baca juga: Layanan Jasa Keuangan Asia Pasifik Jadi Sasaran Terbanyak Serangan Siber
Managing Director Nexgen Indonesia, Sanny Hadinata menjelaskan pentingnya kesinambungan dalam cybersecurity.
“Kami memastikan bahwa enterprise di Indonesia memiliki akses terhadap keamanan siber yang tepat yang menjadi sebuah dukungan untuk membangun channel ecosystem yang stabil," katanya.
Terkini Lainnya
Ancaman siber dan serangan ransomware baru-baru ini menjadi ancaman bagi dunia bisnis di Indonesia.
Update Harga HP Xiaomi per Juli 2024: Redmi Note 13 Diskon Rp2.399.000, POCO F6 Diobral Rp4.899.000
BERITA REKOMENDASI
Menkominfo: Tak Ada Negara di Dunia Tidak Terkena Serangan Ransomware
BERITA TERKINI
berita POPULER
Sosok Diduga Pelaku Utama Peretasan PDN Indonesia, Pimpinan Geng Siber yang Diburu Berbagai Negara
Cara Memilih Kompresor Pendingin yang Tepat
Mengenal Lockbit, Geng Siber yang Retas PDN Indonesia Pakai Ransomware, Serta Cara Mereka Beroperasi
Menkominfo Tunjuk Nama Baru Plt Dirjen Aptika, Gantikan Semuel Abrijani yang Mundur Gara-gara PDN
Soal Pusat Data Nasional Diretas, Politisi ini Anggap Pemerintah Lalai