androidvodic.com

AI Dorong Pertumbuhan dan Atasi Tantangan Mulai Layanan Kesehatan hingga Perubahan Iklim - News

Laporan Wartawan News, Eko Sutriyanto

News, JAKARTA - Inovasi teknologi dan produktivitas yang unggul menjadi dua elemen penting yang secara fundamental menentukan ketahanan dan kemajuan ekonomi Indonesia.

Ketika bisnis menjadi lebih produktif, bangsa menjadi lebih kompetitif dan makmur yang mengakibatkan meningkatnya daya saing nasional sehingga teknologi canggih seperti kecerdasaan buatan atau Artificial Intelligence (AI) generatif berperan.
Presiden Direktur IBM Indonesia, Roy Kosasih mengatakan, sebagai salah satu teknologi paling transformative, AI diproyeksikan untuk membuka nilai potensi hingga 16 Triliun Dolar AS pada tahun 2030.

"AI akan mampu mendorong pertumbuhan dan membantu mengatasi beberapa tantangan paling mendesak mulai layanan kesehatan, manufaktur, produksi pangan, perubahan iklim," kata saat IBM 2024 Technology Trends & End of Year Media Briefing di Jakarta, Rabu (13/12/2023).

Baca juga: Gegara Kepincut Kecanggihan AI, Spotify PHK 1.500 Karyawan

Pemerintah Indonesia melalui Bappenas, kata Roy telah memperkenalkan Visi Indonesia Emas 2045 yakni Visi Indonesia untuk mencapai transformasi holistik dengan memanfaatkan teknologi digital zaman baru untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, bisnis ingin menanamkan AI di semua alur kerja, proses bisnis dan operasi.

"Saat IBM Consulting Forum bulan lalu, Rudy Salahuddin, Deputi Menteri di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia berbagi bahwa penggunaan AI generatif berpotensi membuka kapasitas produktif hingga USD 243,5 miliar di Indonesia, setara dengan hampir seperlima dari PDB pada tahun 2022," katanya.

Studi lain juga menemukan bahwa pasar AI Generatif di Indonesia diperkirakan akan tumbuh sebesar 24,4 persen CAGR pada tahun 2023 yang akan mampu memberdayakan bisnis Indonesia untuk memberikan personalisasi dalam skala besar, memungkinkan pengalaman pelanggan yang dipersonalisasi.

Manusia Tidak Tergantikan AI

Roy Kosasih kurang sependapat dengan pandangan kecerdasan buatan akan bisa menggantikan peran manusia.

"Teknologi canggih AI tidak akan menggantikan manusia tapi yang terjadi manusia akan menggantikan manusia lainnya.

"AI akan menggantikan manusia, jawaban adalah tidak tetapi manusia yang menggunakan AI akan menggantikan manusia tidak menggunakan AI," kata Roy, dalam IBM 2024 Technology Trends & End of Year Media Briefing, di Jakarta, Rabu (13/12/2023).

Berdasarkan penelitian IBM, pada 2024, AI generatif akan berdampak pada hampir semua peran dan level organisasi.

"Sebanyak 77 persen pekerja entry level akan melihat peran pekerjaan mereka bergeser pada tahun 2025 tetapi begitu juga lebih dari satu dari empat eksekutif senior," katanya.

Keberhasilan adopsi AI, menurut dia bergantung pada keterbukaan tim untuk menggunakan perangkat dan aplikasi AI baru.

"Para CEO memperkirakan bahwa 40% dari tenaga kerja mereka perlu keterampilan ulang saat mereka menerapkan AI dan otomatisasi selama tiga tahun ke depan. Pekerja harus mempercayai rekan AI baru mereka untuk menjalankan pekerjaan mereka," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat