androidvodic.com

Ada Apa Presiden Iran Ebrahim Raisi Berkunjung ke Pakistan? - News

News, YOGYA –  Presiden Iran Ebrahim Raisi berkunjung ke Islamabad, Pakistan untuk kunjungan resmi kenegaraan.

Muhibah pemimpin Iran ini terjadi di tengah ketegangan Iran-Israel dan rapuhnya stabilitas keamanan di Timur Tengah.

Pada 1 April 2024, Israel menggempur konsulat Iran di Damaskus, Suriah, menewaskan dua jenderal Iran dan lima stafnya.

Dua pekan kemudian, tepatnya 13-14 April, Iran meluncurkan gelombang rudal dan drone kamikaze langsung ke Israel.

Iran tidak lagi menggunakan retorika untuk melawan Israel. Teheran mengumumkan pada dunia, kapasitas strategis teknologi militernya menghadapi Israel.

Iran menggunakan kemampan militernya sebagai strategi penangkalan atas kekuatan asing yang ingin melenyapkan Iran.

Baca juga: Raisi dan Erdogan Tandatangani 10 Perjanjian, Berjuang untuk Tatanan Dunia Baru yang Adil, Bela Gaza

Baca juga: Putin dan Raisi Bahas Timur Tengah via Telepon, Presiden Rusia Minta Israel Lebih Bersabar

Secara terbatas, sebelumnya militer Iran menembakkan rudalnya ke sejumlah target pangkalan kelompok militan takfiri di wilayah Pakistan.

Kelompok bersenjata itu diyakini Iran mengorganisasi serangan bom saat peringatan kematian Jenderal Qassem Soleimani di kota Kerman.

Pakistan sejak lama dikenal menjadi basis aman sejumlah kelompok militant takfiri. India pernah merasakan keganasan kelompok itu di Mumbai beberapa tahun lalu.

Serangan rudal Iran itu dibalas jet-jet tempur Pakistan, yang terbang menggempur target-target di wilayah Iran.

Ini konflik unik di tapal batas kedua negara. Pakistan bertindak membalas untuk mempertahankan wajahnya di tingkat domestik.

Apakah kedua negara ini, Iran dan Pakistan, bermusuhan? Tentu saja tidak. Keduanya berteman baik, walau ada perbedaan signifikan menyangkut posisi dan pandangan politiknya di kawasan.

Sejak lama, Pakistan memiliki hubungan spesial dengan barat, terutama Inggris. Pakistan merupakan anggota negara Persemakmuran Inggris sebagai bekas kolonialisnya.

Dekat dengan Inggris, artinya dekat dengan AS sebagai pemimpin kekuatan hegemonik barat. Meski begitu, Pakistan mempertahankan sikap oportunisnya terhadap barat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat