androidvodic.com

Peneliti Temukan Dua Spesies Flora Baru, Diberi Nama Hanguana Sitinurbayai dan Bulbophyllum Wiratnoi - News

News, JAKARTA - Peneliti menemukan dua jenis spesies flora baru, yang masing-masing bernama Hanguana Sitinurbayai yang ditemukan di Kalimantan Barat dan Bulbophyllum Wiratnoi yang ditemukan Papua Barat.

Hanguana Sitinurbayai dari genus Hanguana ditemukan pada tahun 2022 oleh peneliti Agusti Randi, R.M Wiwied Widodo dan Sadtata N Adirahmanta.

Spesies yang berasal dari Cagar Alam Gunung Nyiut, Kalimantan Barat yang dinamai berdasarkan nama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya

"Hanguana Sitinurbayai kami sepakati bertiga untuk memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bu Menteri Siti Nurbaya, karena kerja beliau terhadap konservasi sangat luar biasa selama dua periode ini di kawasan seluruh Indonesia," kata Agusti Randi di kantor KLHK Jakarta, Senin (21/8/2023).

Penemuan spesies baru tersebut telah dipublikasikan pada jurnal ilmiah internasional Phytotaxa tanggal 31 Juli 2023.

Pada awal tahun 2023 juga telah dipublikasikan species tumbuhan Bulbophyllum wiratnoi yang ditemukan peneliti Reza Saputra, Wendy A. Mustaqim, Jeffrey Champren, dan Andre Schuiteman.

Hampir sama nama Hanguana Sitinurbayai, nama Bulbophyllum Wiratnoi juga diberikan berdasarkan nama.

"Untuk nama Bulbophyllum Wiratnoi, memang kami dari BKSDA Papua Barat merasakan motivasi, dan apresiasi kepada pak Wiratno waktu menjabat sebagai Dirjen KSDAE, sehingga kami selalu semangat bekerja di tingkat tapak," kata peneliti Reza Saputra.

Bulbophyllum Wiratnoi merupakan spesies anggrek dengan habitus epifit, yakni cara hidup yang menempel pada batang atau ranting pohon tanpa merugikan inangnya.

Anggrek ini ditemukan pada habitat yang teduh (tidak terkena sinar matahari langsung) di ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah dengan ketinggian 114 meter dpl. 

Bulbophyllum Wiratnoi memiliki bunga berwarna kuning pucat dengan spot warna merah keunguan yang rapat, lebar bunga sekitar 2 cm, dan bibir bunga memiliki banyak papila. 

Keunikan spesies ini yang tidak dijumpai pada spesies lain terletak pada bagian mahkota bunga (petals) yang tereduksi menjadi rambut-rambut kaku berwarna ungu dengan stalks yang lentur.

Amir Hamidy, SKIKH BRIN mengatakan dalam penemuan spesies baru ada syarat mandatory di jurnal ilmiah dimana ada nama standar internasionalnya.

Dalam penamaan spesies, ada kode jenis flora dan fauna, dimana author atau peneliti mempunyai kewenangan dalam memberikan nama.

Baca juga: Mengenal Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia

Akan tetapi pemberian nama harus disebutkan di dalam etimologi publikasi spesies baru tersebut.

Sehingga peneliti tidak boleh menggunakan nama dia sendiri untuk dicantumkan sebagai nama spesies, karena nama peneliti akan tercantum sebagai author di belakang nama spesies, sehingga tidak double penamaan.

"Jadi penamaan spesies mengambil kata apa, kemudian digunakan untuk apa. Jadi misalnya Hanguana sitinurbayai, akan disebutkan untuk penghormatan untuk menteri LHK di dalam publikasi internasional," ujarnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat