androidvodic.com

Pengamat: Kalah Kompetisi, Indosat Minta Subsidi ke Telkomsel Lewat Interkoneksi - News

News, JAKARTA -- Ajakan President Director & CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli kepada para petinggi operator telekomunikasi di Indonesia untuk ikut memerangi Telkomsel yang dianggap terlalu mendominasi dan memonopoli pasar seluler di luar Jawa, disesalkan oleh Ketua Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI) Kamilov Sagala.

Dalam pernyataannya Alex menyatakan bahwa barrier interkoneksi sebaiknya dihilangkan dan operator diijinkan untuk berbagi jaringan aktif agar efisien.

Terkait hal tersebut, Kamilov mengatakan, jangan sampai ada anggapan dominasi pasar oleh Telkomsel dianggap tidak natural, padahal mereka yang paling konsisten membangun jaringan di seluruh Indonesia.

"Justru yang perlu dipertanyakan adalah mengapa operator yang menuntut keadilan selama ini tidak membangun, kemudian saat kalah kompetisi sekarang malah minta subsidi ke kompetitornya lewat penurunan tarif interkoneksi,” kata Kamilov, Rabu (22/6/2016).

Sebelumnya ia berpendapat hal yang dilakukan Indosat terhadap Telkomsel tidak etis. Menurutnya, mereka sudah tumpang tindih antara sebagai pemain atau regulator.

"Kampanye yang membandingkan secara langsung dengan kompetitor itu jelas salah di etika pariwara. Soal isu monopoli, kalau memang ada sebaiknya lapor saja ke regulator. Kan di telekomunikasi ada BRTI dan persaingan usaha ada KPPU. Kenapa bikin gaduh dulu di media massa. Ini seperti menggiring opini publik,” jelasnya.

Ia pun berharap agar Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dapat melihat masalah ini secara lebih jernih dan menindak tegas pihak-pihak bermasalah dalam sengketa ini.

“Ini kalau saya lihat aksi Indosat seperti ingin mengambil ikan tetapi bikin kolam keruh. Isu monopoli di luar Jawa tak relevan, sama-sama punya lisensi seluler. Bahkan di beberapa wilayah Indosat masuk duluan. Bedanya yang satu (Telkomsel) bangun terus, satunya (Indosat) sudah bangun tapi tidak dikembangkan, atau malah sebagian baru mulai gencar bangun. Nah, yang baru masuk ingin ambil ikan tetapi bikin air yang jernih jadi keruh semua. Paling kasihan nanti pelanggan, mereka bertempur, kualitas layanan menjadi turun. Seharusnya pemerintah harus lebih tegas dalam mengawasi dan menindak operator yang tidak bangun jaringan," tegas Kamilov.

Senada dengan Kamilov, anggota Komisioner BRTI I Ketut Prihadi menyatakan bahwa posisi Telkomsel di luar Jawa bukanlah aksi monopoli karena semua operator diberi kesempatan yang sama untuk membangun jaringan dan menyediakan layanannya.

"Jika sekarang hanya ada Telkomsel, hal ini bukan salah Telkomsel. Mungkin pertanyaannya adalah kenapa operator lain tidak mau membangun, apakah tidak mau atau tidak mampu?" kata Ketut yang balik mempertanyakan komitmen ekspansi operator lain.

Operator pun diimbau jangan cuma menawarkan tarif murah kepada pelanggan. Tetapi juga dapat memperluas ekspansi jaringannya sehingga menjadi pilihan masyarakat di berbagai tempat. Hal ini penting dilakukan supaya di luar Jawa ada pilihan juga untuk pelanggan.

"Untuk membangun backbone seluler memang diperlukan campur tangan Pemerintah atau BRTI sehingga penyedia backbone fiber optik di luar Jawa dapat menawarkan harga sewa yang kompetitif terhadap operator seluler yang butuh backbone tersebut," ujar Ketut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat