androidvodic.com

Tim Manajemen Krisis Kemenparekraf Hitung Kerugian Desa Wisata Dampak Erupsi Gunung Semeru - News

Laporan Wartawan News, Dennis Destryawan

News, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tengah menghitung potensi kerugian desa-desa wisata terdampak erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

Menparekraf Sandiaga Uno menerangkan, kebijakan manajemen krisis pariwisata dan ekonomi kreatif diimplementasikan dengan melakukan koordinasi dengan BNPB, BPBD, Dinas Pariwisata, POKDARWIS Kabupaten Lumajang dan stakeholder lainnya untuk bersama-sama melakukan beberapa langkah strategis.

"Langkah pertama Fase Tanggap Darurat yang merupakan fase krisis yang memerlukan tindakan penanganan sesegera mungkin," ujar Sandiaga saat Weekly Press Briefing, Senin (6/12/2021).

Baca juga: Menparekraf Terbitkan SE yang Mengatur Tempat Usaha hingga Wisata saat Natal dan Tahun Baru

Tindakan yang diambil di antaranya, melakukan asesmen & pemantauan informasi, dengan menghimpun data dan informasi terkait kondisi krisis. Termasuk melakukan pemantauan terhadap perkembangan informasi di media dan masyarakat.

"Pernyataan resmi, siaran pers, dan diseminasi informasi melalui kanal komunikasi lain. Menugaskan personel datang ke lokasi terdampak krisis. Perhitungan potensi kerugian (atraksi, aksesibilitas, dan amenitas)," ucap Sandiaga.

Saat ini, ucap Sandiaga, tim Manajemen Krisis Parekraf sedang bekerja untuk melakukan pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan sumber daya. 

Sedang dilakukan upaya pemenuhan kebutuhan dasar seperti pendirian dapur umum, penyediaan toilet umum (portrable) melalui kolaboraksi dengan seluruh pihak.

Baca juga: Menparekraf Ungkap Sejumlah Desa Wisata Terdampak Erupsi Gunung Semeru, Ini Daftarnya

"Mengkoordinasikan donasi dan bantuan melalui gerakan bersama Geber Parekraf Peduli. Bekerja sama dengan pelaku parekraf terkait untuk membantu penanganan stres dan traumatic healing," tuturnya.

Sebelumnya Gunung Semeru dilaporkan meletus pada Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.00 WIB. Letupan awan panas guguran (APG) membumbung ke angkasa hingga mencapai 11 kilometer. 

Peristiwa tersebut sempat membuat langit di Kabupaten Lumajang berubah gelap karena dipenuhi debu vulkanik. BNPB memaparkan bahwa letusan itu telah berdampak pada sejumlah desa di dua kecamatan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat