androidvodic.com

Bank Indonesia: Uang Beredar di Awal 2022 Tercatat Rp 7.643,4 Triliun - News

Laporan Wartawan News, Ismoyo

News, JAKARTA - Bank Indonesia dalam laporannya menyebutkan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2022, mengalami pertumbuhan.

Hal tersebut didorong oleh peningkatan komponen uang beredar sempit (M1) dan kuasi.

Kepala Departemen Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, adapun posisi M2 pada Januari 2022 sebesar Rp 7.643,4 triliun atau tumbuh 12,9 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Baca juga: Bamsoet Dukung Bank Indonesia Segera Terapkan Digital Rupiah di Indonesia

Namun, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, angka tersebut lebih rendah. Dimana pada Desember 2021 tercatat sebesar Rp7.867,1 triliun.

“Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 17,1 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 8,2 persen (yoy),” ujar Erwin dalam keterangannya, Rabu (23/2/2022).

Untuk diketahui, M1 adalah meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral (giro berdenominasi rupiah).

Sementara M2 meliputi M1, uang kuasi (mencakup tabungan, simpanan berjangka dalam rupiah dan valas, serta giro dalam valuta asing), dan surat berharga yang diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu sampai dengan satu tahun.

Erwin kembali melanjutkan, dinamika pertumbuhan M2 pada Januari 2022 terutama dipengaruhi oleh ekspansi keuangan pemerintah, penyaluran kredit, dan perlambatan aktiva luar negeri bersih.

Baca juga: Dana Pemda Mengendap di Bank Semakin Membengkak, Anggaran Perjalanan Dinas ASN Meroket

Ekspansi keuangan pemerintah tercermin dari tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat yang tumbuh sebesar 48,1 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Desember 2021 sebesar 37,7 persen (yoy).

Demikian pula penyaluran kredit tumbuh sebesar 5,5 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,9 persen (yoy).

Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh 1,8 persen (yoy) seiring tetap tingginya cadangan devisa.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat