androidvodic.com

Ekonomi Amerika Kontraksi, Joe Biden hingga Janet Yellen Bantah AS Mengalami Resesi - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 
News, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menolak jika kondisi ekonomi di negaranya saat ini disebut sedang mengalami resesi.

Joe Biden pun mencoba menenangkan kekhawatiran warga AS menyusul dirilisnya data baru yang menunjukkan ekonomi AS berkontraksi selama dua kuartal berturut-turut.

Joe Biden dan pejabat tinggi Gedung Putih membeberkan beberapa fakta positif mengenai ekonomi AS, termasuk lowongan pekerjaan, tingkat pengangguran yang berada di posisi terendah dalam 50 tahun, dan tingkat investasi di AS.

Baca juga: Bos The Fed Bantah Ekonomi AS Sedang dalam Resesi

"Itu tidak terdengar seperti resesi bagi saya," kata Biden kepada wartawan pada Kamis (28/7/2022), yang dikutip dari Reuters.

Tingginya kekhawatiran mengenai ekonomi AS dapat menghambat rekan-rekan Biden di Partai Demokrat selama pemilihan di bulan November untuk mengendalikan Kongres.

Berdasarkan jajak pendapat Reuters, peringkat kepercayaan terhadap Biden telah jatuh ke rekor terendah sebesar 36 persen, yang dipicu oleh tingginya harga pangan, gas dan perumahan.

Pertumbuhan ekonomi AS ke zona negatif dalam dua kuartal berturut-turut menurut beberapa pihak disebut memenuhi definisi standar mengenai resesi. Namun Gedung Putih, Federal Reserve AS (The Fed), dan banyak ekonom percaya AS belum berada di dalam resesi, karena daya beli konsumen dan pasar kerja terlihat masih kuat.

Biden menghubungkan pertumbuhan ekonomi AS yang lebih rendah dengan kenaikan suku bunga The Fed yang dilakukan untuk menekan inflasi yang tinggi.

Baca juga: Janet Yellen Sebut Ekonomi AS Tidak Dalam Resesi, Meskipun PDB Merosot

"Tidak mengherankan bahwa ekonomi melambat karena Federal Reserve bertindak untuk menurunkan inflasi. Kami berada di jalan yang benar dan kami akan melewati transisi ini dengan lebih kuat dan lebih aman," kata Biden dalam pernyataannya.

Data terbaru yang diterbitkan Departemen Perdagangan AS mencatat Produk Domestik Bruto (PDB) turun sebesar 0,9 persen di kuartal kedua tahun 2022 secara year-on-year.

Pada Rabu (27/7/2022) kemarin The Fed mengatakan aktivitas ekonomi telah melemah karena terus menaikkan suku bunga dalam upaya untuk menjinakkan inflasi yang telah mencapai rekor tertinggi dalam 40 tahun, namun Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan ada banyak poin positif bagi AS untuk berada di dalam resesi.

Pernyataan Powell didukung oleh CEO Bank of America Corp, Brian Moynihan yang mengatakan konsumen AS berada dalam posisi yang sangat kuat, dengan pendapatan yang tangguh, walaupun dia mengakui tingginya harga gas telah menggigit konsumen.

Baca juga: Xi Jinping Peringatkan Joe Biden Agar Tidak Ikut Campur Atas Taiwan

Pertumbuhan lapangan kerja yang baik di AS juga menjadi senjata untuk menjauhkan spekulasi mengenai terjadinya resesi. Lapangan kerja di AS mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 465.700 per bulan pada paruh pertama tahun ini, sementara permintaan domestik terus turun.  

Data dari Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis kemarin menunjukkan tingkat pengangguran di negara bagian sedikit menurun. Namun selama sebulan terakhir jumlahnya cenderung tinggi, menunjukkan pasar kerja kemungkinan juga melambat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat