androidvodic.com

Sektor Energi Jadi Aktor Utama Melonjaknya IHSG 3,51 Persen Dalam Sepekan - News

News, JAKARTA -- Perdagangan saham di Brsa Efek Indonesia (BEI) sedang cerah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (20/1/2023) menghijau.

Hingga perdagangan ditutup pada akhir pekan ini, IHSG melonjak 0,81 persen ke level 6.874,93.

Dalam minggu ini, tercatat IHSG melonjak 3,51% dari level 6.641,83 pada penutupan Jumat pekan lalu.

Baca juga: Pasar Saham di Tahun Politik, Sektor Mana Saja yang Jadi Pendukung IHSG?

Analis Phintraco Sekuritas Alrich Paskalis Tambolang mengatakan saham sektor energi menjadi favorit investor pada perdagangan minggu ini.

Dalam sepekan, indeks saham sektor energi tercatat meningkat paling tinggi, yakni sebesar 5,1%.

Menurut Alrich, hal ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi China kuartal IV-2022 yang sebesar 2,9% year on year (YoY). Angka ini lebih tinggi dari perkiraan pasar yang hanya 1,8% yoy.

Data ekonomi lain di China seperti foreign direct investment (FDI), produksi industri, dan penjualan retail terbaru juga relatif lebih baik dari perkiraan pasar.

"Realisasi sejumlah data ekonomi China yang lebih besar dari ekspektasi pasar membangun harapan adanya perbaikan permintaan dari China," kata Alrich saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (20/1).

Salah satu dampak langsungnya adalah penguatan signifikan harga komoditas energi pada Selasa (17/1). Hal ini dapat menjadi sentimen positif bagi negara-negara pengekspor komoditas seperti Indonesia.

Selain itu, rilis data dari Badan Pusat Statistik (BPS) terkait ekspor batubara juga berkontribusi positif untuk sektor energi.

Baca juga: Rupiah Menguat, IHSG Diproyeksi Tembus Level 8.040

Data tersebut memperlihatkan kenaikan permintaan batubara dari India sebesar 55,63% pada 2022.

"Hal ini memacu optimisme investor terkait commodity supercycle yang akan berlanjut," ucap Alrich.

Baca Juga: Banyak Sentimen Positif, IHSG Menguat 3,51% Dalam Sepekan

Ekspektasi pelemahan kurs dolar Amerika Serikat (AS) seiring penurunan inflasi yang signifikan di negara tersebut diperkirakan turut mendorong permintaan komoditas energi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat