Pandemi Covid-19, Menkeu Sebut Keuangan Negara Terpukul hingga Minus 16 Persen di 2020 - News
Laporan Wartawan News, Nitis Hawaroh
News, JAKARTA - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menyatakan, keuangan Indonesia sempat terpukul hingga minus 16 persen di tahun 2020.
Padahal, kata dia, penerimaan negara pada tahun 2020 sudah mencapai Rp 1.647,8 triliun.
Hal itu disampaikan dalam acara Rakornas Transisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Baca juga: Momen Menkeu Beli Sepatu UMKM Malang, Sri Mulyani: Gak Kalah Keren
"Waktu pandemi, pendapatan negara terpukul karena semua rakyat ekonominya berhenti. Jadi penerimaan negara kita drop 16 persen menjadi Rp 1.600 triliun saja," kata Sri Mulyani.
Ani mengatakan, belanja negara turut mengalami kenaikan sebesar 12,4 persen atau sebesar Rp 2.595,5 triliun. Sedangkan pembiayaan utang negara naik 181,0 persen atau Rp 1.229,6 triliun.
"Pendapatan turun, belanjanya naik. Makanya defisit melonjak tinggi sekali. Oleh karena itu defisit menjadi Rp 947 triliun. Ini yg sudah angka aktual dibandingkan Perpres nya tadi," tutur dia.
Ani mengaku, peningkatan defisit APBN ini terjadi dalam kurun waktu yang sangat cepat. Sehingga situasi ekonomi secara keseluruhan mengalami volatilitas.
Baca juga: Bahas Perkembangan Ekonomi, Menkeu AS akan Bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China di Swiss
"Waktu itu juga capital market, semuanya dalam situasi yg sangat volutality. Sehingga waktu kita butuh banyak, situasi di dalam bon market dan capital market sangat tidak kondusif," ucap dia.
Untuk itu, Ani mengatakan, pemerintah melakukan kesepakatan dengan mekanisme Burden Sharing dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional di tahun 2020.
"Makanya kita membuat SKB 1-2-3 dengan Bank Indonesia. Karena memang tantangannya extra ordinary. Magnitude nya besar sekali," lanjutnya.
Terkini Lainnya
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menyatakan, keuangan Indonesia sempat terpukul hingga minus 16 persen di tahun 2020.
Pemangku Kepentingan Beri Referensi Kebijakan Tembakau Alternatif di APHRF 2024
BERITA REKOMENDASI
BERITA TERKINI
berita POPULER
Hore! Garuda Turunkan Harga Tiket Pesawat ke Bali, Berikut Jadwalnya
Kasus Kredit Macet di LPEI, Pengamat: Prioritaskan BUMN Berada di Satu Pintu
Suami Istri Nekat Resign Kerja Kantoran Demi Usaha Batik Tulis, Ini Kisahnya
Pengusaha Keluhkan Biaya Logistik RI Termahal di ASEAN, Bos Pelindo Buka Suara
Harga Avtur Terus Naik, Garuda Minta DPR Segera Bahas Penyesuaian Tarif Batas Atas Tiket Pesawat