androidvodic.com

Tekan Harga Pangan Saat El Nino, Beras Asal India Akan Banjiri Pasar Indonesia, Bagaimana Harganya? - News

News, - Sebanyak 1 juta ton beras asal India akan membanjiri pasar Indonesia, sebagai upaya pemerintah menekan harga pangan di saat cuaca kemarau panjang atau El Nino datang.

Keputusan impor beras dari India tertuang dalam nota kesepahaman yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan India.

"Saya sudah (tandatangani) Momerandum of Understanding atau nota kesepahamanan dengan India 1 juta ton sewaktu-waktu bisa beli. Government to government kita sudah pesan 1 juta ton," kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan ditulis Senin (19/6/2023).

Baca juga: Kekhawatiran Zulkifli Hasan Hadapi El Nino, Harga Pangan Mulai Naik Hingga Putuskan Impor Beras

Mengutip data harga pangan di website Bank Indonesia yang terakhir diperbarui pada 16 Juni 2023, tercatat harga beras kulitas medium I, II, dan super I tidak mengalami perubahan atau stagnan di level Rp13.600 per kg, Rp13.350, dan Rp14.900 per kg.

Sementara, harga beras kualitas super II mengalami kenaikan 0,35 persen atau Rp50 menjadi Rp14.350 per kg.

Zulkifli menyebut, impor beras dari India berbeda dari penugasan Badan Pangan Nasional kepada Bulog untuk mengimpor 2 juta ton beras sepanjang tahun ini.

"Iya lain. Ini baru MoU untuk harga tetap. Barang ada, tapi belum kita beli, tapi sudah ada. MoU G2G tahun ini kalau butuh, bisa beli. Barangnya sudah ada," kata Zulkifli.

Menurutnya, beras India untuk memenuhi pasokan di dalam negeri disaat terjadi gangguan produksi akibat El Nino.

"Kita harus ambil insiatif. Kalau (saat) El Nino, berat harganya. Kita enggak boleh beras kurang," ucapnya.

Pemerintah Tak Siap Hadapi El Nino

Pengamat pertanian Center of Reform on Economic (CORE) Eliza Mardian menilai, kebijakan pemerintah menambah kuota impor beras ini menunjukan bahwa pemerintah tidak siap dalam mengantisipasi dampak El-Nino pada komoditas padi.

"Adanya prediksi El-Nino ini sudah jauh-jauh di sounding. Mestinya pemerintah gerak cepat," kata Eliza mengutip dari Kontan.

Menurut Eliza, penambahan kuota impor ini merupakan langkah instan pemerintah dalam merespons El-Nino. Padahal seharusnya pemerintah bisa menyiapkan langkah antisipasi yang kaitanya untuk peningkatan produksi padi jauh-jauh hari.

Misalnya dengan memastikan irigasi, bendungan air, dan embung hingga pompa termasuk kebutuhan solarnya untuk mengalirkan air ke sawah-sawah petani agar padi tetap terjaga produksinya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat