androidvodic.com

Usai Grab, Kini Uber PHK 200 Karyawan - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo

News, SAN FRANCISCO – Platform penyedia layanan transportasi yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Uber Technologies mengumumkan pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap 200 karyawan.

Menurut laporan Wall Street Journal (WSJ), pemangkasan tersebut akan menyasar karyawan uber di divisi perekrutannya.

Keputusan Uber untuk memangkas divisi rekrutmen sejalan dengan strategi pemotongan biaya secara keseluruhan.

Baca juga: Tekan Biaya Operasional, Grab PHK 1.000 Karyawan

Dengan mengurangi tenaga kerja dan mengoptimalkan operasi, perusahaan bertujuan untuk meningkatkan kinerja keuangannya dan memantapkan posisinya dalam persaingan pasar ride-sharing.

Di sisi lain, perusahaan juga menyatakan keyakinannya untuk mencapai profitabilitas pendapatan operasional pada akhir tahun ini.

Namun, langkah pemangkasan ini bukannya yang pertama kali dilakukan Uber. Awal tahun ini, perusahaan telah mem-PHK 150 karyawan di divisi layanan pengiriman.

Pada pertengahan 2020 atau tepatnya saat awal pandemi Covid-19, Uber juga telah mengurangi tenaga kerjanya sebesar 17 persen.

Lyft Pangkas 26 Persen Karyawan

Tak hanya Uber, perusahaan transportasi Lyft juga mengumumkan pemangkasan terhadap 26 persen karyawannya pada April lalu.

Dalam sebuah memo, CEO Lyft David Risher berdalih pemangkasan itu dilakukan untuk membuat Lyft menjadi "perusahaan yang lebih cepat dan lebih rata, di mana setiap orang lebih dekat dengan pengendara dan pengemudi”.

“Saya memiliki keputusan ini, dan memahami bahwa ini harus dibayar mahal,” kata Risher.

“Kami tidak hanya berbicara tentang anggota tim; kita berbicara tentang hubungan dengan orang-orang yang telah bekerja bersama, terkadang selama bertahun-tahun,” sambungnya.

Pada November 2022, Lyft memangkas sekitar 700 karyawan demi berjuang untuk melindungi margin dan merebut lebih banyak pangsa pasar.

Grab PHK 1.000 Karyawan

Baru-baru ini, Grab Holdings mengumumkan PHK terhadap 11 persen staf atau sekitar 1.000 karyawan.

Dalam sepucuk surat yang dikirim kepada karyawan Selasa (20/6/2023) malam, CEO Grab Anthony Tan mengatakan pemangkasan tersebut dilakukan untuk menekan biaya operasional dan beradaptasi dengan lingkungan bisnis ke depan.

Baca juga: Dirut Damri Pastikan Tak Ada PHK Karyawan Pasca Merger dengan Perum PPD

"Perubahan tidak pernah secepat ini. Teknologi seperti AI (kecerdasan buatan) generatif berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi. Biaya modal telah meningkat, secara langsung berdampak pada lanskap persaingan," kata Tan.

Bulan lalu, Grab melaporkan kerugian kuartalan sebesar 250 juta dolar AS, tetapi perusahaan mengklaim pendapatan pada kuartal I tahun ini naik 130,3 persen menjadi 525 juta dolar AS dari tahun lalu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat