androidvodic.com

Selasa Pagi, Rupiah Menguat Tipis 10 Poin ke Rp 15.009 - News

Laporan Wartawan News, Yanuar Riezqi Yovanda

News, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berdasarkan data Yahoo Finance pada hari ini, Selasa (24/7/2023), dibuka pada Rp 15.025 per dolar AS.

Hingga sekira pukul 09.50, pergerakan mata uang Garuda sedikit menguat naik 10 poin atau 0,06 persen ke Rp 15.009 per dolar AS dibanding kemarin ditutup di Rp 15.019 per dolar AS.

Adapun rupiah pagi ini bergerak dengan rentang pergerakan di kisaran Rp 14.994 per dolar AS sampai Rp 15.025 per dolar AS.

Baca juga: Awal Pekan, Rupiah Ditutup Melemah Tipis ke Level Rp 15.020 Per Dolar AS

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berada pada level Rp 15.011 per dolar AS, melemah sebanyak 15 poin atau 0,1 persen.

Sementara, rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada level Rp 15.028 per dolar AS.

Sebelumnya, analis pasar uang sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupiah dapat melemah hingga Rp 15.080.

"Untuk perdagangan Selasa, mata uang rupiah fluktuatif. Namun, ditutup melemah di rentang Rp 15.010 per dolar AS hingga Rp 15.080 per dolar AS," ujar dia melalui risetnya, Selasa (25/7/2023).

Dia menjelaskan, sentimen eksternal yang memengaruhi rupiah adalah sinyal tentang lebih banyak dukungan kebijakan di China tidak banyak membantu sentimen yang lemah.

Dengan ketidakpastian atas rencana Fed atau Bank Sentral AS untuk tindakan suku bunga di masa depan membuat investor menghindari aset yang digerakkan oleh risiko.

Bank sentral Paman Sam tersebut bahkan masih diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Rabu.

'Tapi apakah itu akan menandakan lebih banyak kenaikan suku bunga tahun ini masih harus dilihat, mengingat inflasi AS masih cenderung di atas kisaran target tahunan bank," kata Ibrahim.

Baca juga: Analis Sebut Rupiah Pekan Depan Berpotensi Melemah ke Level Rp 15.300 per Dolar AS

Sementara, BOJ atau Bank Sentral Jepang telah memberikan sedikit indikasi bahwa pihaknya berencana untuk memperketat kebijakan ultra-longgarnya dalam waktu dekat dan secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga dan langkah-langkah pengendalian kurva imbal hasil Jumat ini.

Pemerintah Jepang mengatakan, pada hari Senin bahwa inflasi kemungkinan akan melambat lebih lanjut tahun ini, sebelum melambat menjadi sekitar 1,5 persen tahun depan ketika menghilangkan efek dari faktor-faktor yang terjadi satu kali.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat