androidvodic.com

China Evergrande Ajukan Perlindungan Kebangkrutan Bab 15 di Pengadilan AS - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo

News, BEIJING – China Evergrande Group resmi mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 15 yang memungkinkan pengadilan kebangkrutan AS untuk turun tangan ketika kasus kebangkrutan melibatkan negara lain, Kamis (17/8/2023).

Perlindungan kebangkrutan Bab 15 dimaksudkan untuk membantu mempromosikan kerja sama antara pengadilan AS, debitur, dan pengadilan negara lain yang terlibat dalam proses kebangkrutan lintas batas.

Sebagaimana diketahui, pengembang properti terbesar kedua di China itu gagal membayar utangnya pada 2021, sehingga memicu krisis properti besar-besaran dalam ekonomi China.

Gagal bayar perusahaan terjadi setelah Beijing mulai menindak pinjaman berlebihan oleh pengembang dalam upaya untuk mengendalikan harga perumahan yang melonjak.

Dampak Runtuhnya Evergrande

Sektor real estate telah lama dilihat sebagai mesin pertumbuhan vital bagi ekonomi China dan menyumbang sebanyak 30 persen dari Produk Domestik Bruto atau PDB negara tersebut.

Runtuhnya Evergrande pada 2021 mengirimkan gelombang kejutan melalui pasar properti China, merusak pemilik rumah dan sistem keuangan yang lebih luas di negara tersebut.

Sejak keruntuhan Evergrande, beberapa pengembang besar lainnya di China, termasuk Kasia, Fantasia, dan Shimao Group, telah gagal membayar hutang mereka.

Baru-baru ini, raksasa real estat Cina lainnya, Country Garden mengatakan pihaknya akan "mempertimbangkan untuk mengadopsi berbagai langkah manajemen utang".

Baca juga: China Evergrande Segera Rilis Proposal Restrukturisasi Utang Luar Negeri

Hal itu lantas memicu spekulasi bahwa perusahaan mungkin sedang bersiap untuk merestrukturisasi utangnya karena berjuang untuk mendapatkan uang tunai.

Rencana Comeback

Awal tahun ini Evergrande telah meluncurkan rencana restrukturisasi utang yang telah lama ditunggu-tunggu, yang merupakan rekor terbesar di China.

Perusahaan mengatakan telah mencapai "perjanjian yang mengikat" dengan pemegang obligasi internasional pada persyaratan kunci dari rencana tersebut.

“Restrukturisasi yang diusulkan akan mengurangi tekanan utang luar negeri perusahaan dan memfasilitasi upaya perusahaan untuk melanjutkan operasi dan menyelesaikan masalah di darat,” kata Evergrande dalam pengajuan yang mengumumkan rencana tersebut.

Baca juga: Krisis Evergrande, Kisah Keruntuhan Raksasa Properti yang Pukul Ekonomi China

Sebagai bagian dari rencana, Evergrande mengatakan akan fokus untuk kembali ke operasi normal dalam tiga tahun ke depan, tetapi akan membutuhkan pembiayaan tambahan sebesar 36,4 miliar dolar AS hingga 43,7 miliar dolar AS.

Sejak saat itu pula, pendanaan mulai datang, salah satunya melalui perusahaan mobil NWTN yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab. Perusahaan itu mengumumkan investasi strategis senilai 500 juta dolar AS dalam grup EV Evergrande dengan imbalan saham sekitar 28 persen.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat