androidvodic.com

Gabung SETC, Pelaku UMKM Produk Herbal Tembus Pasar Ekspor Jepang - News

Laporan Wartawan News, Reynas Abdila

News, JAKARTA - Pelaku UMKM berbagai produk herbal Ni Putu Ellida Raiani Pande mengatakan mimpinya menjadi kenyataan setelah bergabung Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).

SETC merupakan program pemberdayaan UMKM yang digagas PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) di bawah Payung Program Keberlanjutan Sampoerna Untuk Indonesia (SUI).

Ia terpilih untuk berpartisipasi dalam pameran Wellness Food Japan 2023 yang diselenggarakan di Tokyo Big Sight, Jepang, 2–4 Agustus 2023.

Baca juga: Dorong Ekonomi Digital, Telkom dan KADIN Sepakat Digitalisasikan UMKM

Padma Herbal milik Ni Putu Ellida satu di antara yang emenuhi syarat ekspor ke Jepang.

“Ini kesempatan dan tawaran pertama untuk saya ikut pameran di luar negeri. Senang sekali rasanya. Pas tahu dapat kesempatan ini, seperti dream comes true, bisa bawa Padma Herbal ke internasional. Bagi saya, ini seperti mimpi yang jadi nyata,” kata Ellida.

“Mimpi yang akhirnya bisa terwujud tahun ini berkat Sampoerna dan BEDO,” lanjut dia.

Kesempatan pertama ini sangat berharga bagi Ellida dan Padma Herbal.

Apalagi, ajang yang diikuti, Wellness Food Japan, merupakan salah satu pameran dagang terbesar di Jepang.

Ratusan perusahaan ikut serta dalam pameran ini.

Ellida mengatakan, ia bertekad memanfaatkan kesempatan ini dengan baik untuk membuka jaringan dan peluang memasarkan produk-produk herbal Padma Herbal di Jepang.

Beberapa produk unggulan dibawa, di antaranya artisan tea herbal, permen jahe merah, permen rosella, dan racikan minuman instan lainnya.

“Yang kami bawa adalah produk-produk yang memang berpotensi diminati di Jepang. Di Jepang kami lihat, mereka cukup tinggi minatnya pada permen dan teh herbal yang rasanya lebih light,” kata Ellida.

Ia berharap, dari pameran ini, akan terbuka kesempatan mendapatkan pembeli potensial untuk memasarkan produk Padma Herbal di Jepang.

Kilas balik perjalanan, perkembangan yang dialami Padma Herbal merupakan buah ketekunan dan kegigihan Ellida dan suaminya, Bagus Arya Kusuma.

Ellida memang memiliki ketertarikan mengolah produk-produk herbal. Sejak 2005, bersama sang suami, ia belajar produk herbal dengan mengikuti berbagai pelatihan.

Pada tahun 2012, Padma Herbal mendapatkan izin legal dan mulai membangun tempat produksi.

Proses mendapatkan izin juga bukan perkara mudah. Banyak tahapan yang harus dilalui. Meski melelahkan dan butuh proses panjang, Ellida menekankan, ia tak patah semangat dan terus melakoninya.

Bahkan, kini Padma Herbal telah mengantongi Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca juga: Bahan Baku Kemasan Ekonomis Mudahkan UMKM Kuliner Berkreasi

CPOTB ini merupakan jaminan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu sesuai ketentuan.

Produk Padma Herbal mengolah hasil dari petani binaan yang melakukan penanaman tanaman obat secara organik, sehingga nutrisi terjaga dengan baik.

“Proses produksi juga dilakukan dengan higienis, tanpa pengawet, tanpa perasa dan pewarna sintetik. Pure semuanya alami,” kata Ellida.

Dengan karyawan berjumlah 9 orang, termasuk satu orang apoteker, Padma Herbal memproduksi sekitar 600 kilogram produk instan herbal dan 300 kilogram teh herbal.

Produk-produk ini dipasarkan di berbagai marketplace serta toko-toko yang menjual produk organik.

Awalnya, Padma Herbal menghasilkan produk racikan minuman dari temu lawak, jahe, dan kunyit. Kini telah berkembang tak hanya minuman herbal, tetapi juga teh herbal, permen herbal, dan berbagai produk lainnya.

Tak hanya produk, tetapi juga pengembangan strategi pemasaran.

Menurut Ellida, ia banyak belajar soal pemasaran digital (digital marketing) setelah bergabung dengan SETC melalui BEDO pada tahun 2018.

Di SETC, ia belajar dan mendapatkan pelatihan terkait pengembangan bisnis, di antaranya soal pemasaran, cara produksi yang baik, dan keselamatan kerja.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat