androidvodic.com

BRI Ungkap Strategi Perusahaan Capai Net Zero Emission di 2050 - News

News - Dalam upaya mendukung visi Pemerintah Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI turut mengambil perannya dalam merealisasikan agenda tersebut.

Direktur Kepatuhan BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto menyatakan bahwa perseroan optimistis dan yakin bahwa target [NZE] tersebut akan tercapai, bahkan BRI mampu mencapai NZE lebih cepat dari target yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

"Bicara porsi dari BRI, apa peran BRI dalam pencapaian target net zero emission 2060, kami sudah mempunyai policy namanya ESG roadmap. BRI akan mencapai net zero emission lebih cepat dari target pemerintah. Aspirasi kami adalah di tahun 2050,” ujarnya.

Salah satu kunci agar target tersebut dapat tercapai adalah kolaborasi dari seluruh stakeholders. Menurutnya, porsi setiap stakeholder berbeda-beda.

Solichin mencontohkan, porsi dari Pemerintah antara lain dengan menerbitkan kebijakan atau regulasi yang mendukung aspirasi tersebut. Kemudian, ada kontribusi dari pelaku bisnis termasuk BRI, dan juga keterlibatan langsung dari seluruh masyarakat.

Baca juga: Dorong Kelestarian Lingkungan, BRI Peduli Jadikan Kampung Bali sebagai Kampung Percontohan

Jalankan berbagai strategi dan inisiatif khusus

Guna mengimplementasikan visi besar tersebut, baik dari sisi bisnis maupun di tataran operasional, BRI telah memiliki sejumlah strategi, inisiatif, dan program khusus.

"Untuk mendukung aspirasi Pemerintah tersebut, di industri perbankan tak terkecuali BRI, sebagai bagian dari risk management, BRI mempunyai Loan Portfolio Guidelines (LPG). Kami memiliki aspirasi bahwa porsi pembiayaan sebesar 85 persen akan dialirkan ke segmen UMKM termasuk ultra mikro di dalamnya dan sisanya korporasi,” jelas Solichin.

Dari porsi tersebut, komitmen BRI ke depan akan terus memperbesar porsi dari pembiayaan hijau. Dalam hal ini, BRI akan menyasar potensi green project sebagai bagian dari komitmen pada pembiayaan berkelanjutan.

Porsi pembiayaan keberlanjutan BRI naik dari waktu ke waktu. Pada tahun 2020, porsinya sekitar 62,5% dari total penyaluran kredit BRI. Kemudian naik menjadi 67,2% pada 2023. Kendati demikian, Solichin mengakui porsinya masih dominan di UMKM.

Baca juga: Dengan Kolaborasi Semua Pihak, BRI Optimis Net Zero Emission Indonesia 2060 Bisa Tercapai

"Pembiayaan hijaunya mencapai 7,3%. Tapi kalau pertanyaannya adalah komitmen, kami siap jangka menengah dan jangka panjang. Karena saat ini potensinya adalah untuk negara seperti Indonesia profilnya masih dominan di pembiayaan UMKM,” tuturnya.

Adapun di tataran operasional untuk mengimplementasikan ESG roadmap, BRI melakukan Eco-Operational Efficiency. Dengan tujuan menurunkan emisi perusahaan yang bersumber dari kegiatan operasional, BRI pun melakukan Carbon Avoidance Initiative.

Harapannya akan sejalan dengan National Determined Contribution (NDC) yang ditetapkan pemerintah. Upaya-upaya tersebut dilakukan melalui inisiatif Zero Waste to Landfill Programme, seperti penggunaan mobil dan motor listrik sebagai kendaraan operasional kantor, serta mengajak masyarakat, terutama Desa BRILiaN dan nasabah KUR BRI untuk menjaga lingkungan melalui program BRI Menanam.

Baca juga: Bersama Kemendag, BRI Gelar Program Pelatihan untuk 30 UMKM di Bandung Raya

Dalam ESG roadmap-nya, BRI dapat menurunkan emisi sekitar 30%-40%. Dalam hal ini, menurut Solichin, BRI melibatkan berbagai stakeholder terlebih masyarakat, di mana perseroan mengambil pula porsi literasi. Ini mengingat literasi menjadi penting dan tentu tidak bisa menjadi tanggung jawab dari Pemerintah saja, tapi industri juga harus berperan besar.

"Literasi yang kami lakukan adalah kepada pekerja, nasabah, dan juga kepada masyarakat. Jadi intinya, kalau kita bicara target 2060, kami di BRI yakin bahwa itu akan bisa tercapai dengan kolaborasi dan dukungan dari seluruh para pemangku kepentingan,” tutup Solichin.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat