androidvodic.com

Presiden Bank Dunia Sebut Perang Timur Tengah Jadi Penghambat Bagi Pertumbuhan Ekonomi Global - News

Laporan Wartawan News Namira Yunia Lestanti

News, WASHINGTON – Ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah akibat perang yang dilakukan militan Hamas dengan Israel diprediksi akan berdampak buruk bagi pertumbuhan ekonomi pasar global.

Hal tersebut diungkap presiden Bank Dunia (World Bank) Ajay Banga dalam acara perkumpulan yayasan nirlaba Future Investment Initiative (FII) yang digelar di Riyadh pada Selasa (24/10/23).

Dalam keterangan resminya, Ajay menjelaskan ancaman perlambatan ekonomi sangat mungkin terjadi apabila ketegangan di Timur Tengah tak kunjung mereda. Meski dampak konflik Israel dan Palestina tidak separah perang Ukraina-Rusia. Namun karena kedua wilayah tersebut dikenal sebagai tempat penyimpanan kilang minyak terbesar dunia.

Baca juga: Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara-negara Berkembang di Asia Timur

Oleh karena itu banyak pihak khawatir apabila ketegangan perang antara Hamas dan Israel dapat memicu pemangkasan ekspor BBM di tengah tingginya minat beli masyarakat dunia. Apabila hal tersebut terjadi maka harga BBM di pasar global akan melonjak, imbasnya inflasi di sejumlah negara termasuk Amerika akan ikut meningkat, sebagaimana dikutip dari Reuters.

“Ada begitu banyak hal yang terjadi di dunia dan geopolitik dalam peperangan yang Anda lihat dan apa yang baru saja terjadi di Israel dan Gaza. Pada akhirnya, ketika Anda menggabungkan semua ini, saya pikir dampaknya terhadap perekonomian pembangunannya bahkan lebih serius lagi,” ucap Ajay.

Senada dengan Ajay, komentar serupa sebelumnya juga turut dilontarkan Miguel Azevedo, Kepala Investment Banking Emerging Markets EMEA Citigroup. Azevedo memprediksi dampak konflik Israel dan Hamas dapat berdampak negatif bagi aktivitas bisnis di kawasan Timur Tengah.

Selain itu, memanasnya konflik geopolitik juga dapat membuat sektor bisnis pariwisata meredup, lantaran sebagian besar penerbangan internasional membatasi operasionalnya ke wilayah Timur Tengah.

“Sejauh ini, dampaknya sangat kecil. Namun, konflik ini bisa menjadi lebih luas dan berdampak buruk pada sentimen pasar,” jelas Azevedo.

Kendati eskalasi konflik Israel dan Hamas telah membayangi aktivitas ekonomi kawasan tersebut, namun hingga saat ini aktivitas IPO di sekitar Timur Tengah masih cukup baik. Seperti saham perusahaan minyak yang didukung lembaga pengelola dana Arab Saudi, ADES Holding Co, yang melaporkan lonjakan sahamnya 34 persen atau naik 749 juta dolar AS.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat