androidvodic.com

Ikut Jokowi ke Amerika, Hipmi Berharap Presiden Dapat Buka Akses Atase Perdagangan ke Pengusaha Muda - News

Laporan Wartawan News, Reynas Abdila

News, JAKARTA - Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Akbar Himawan Buchari mendapat kesempatan mengikuti kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo di dua negara.

Agenda Akbar diawali dengan mendampingi Presiden dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atau Extraordinary Islamic Summit of the Organisation of Islamic Cooperation (OIC), Sabtu (11/11/2023) di Riyadh, Arab Saudi.

Usai menghadiri KTT Luar Biasa OKI, Akbar bersama rombongan terbang ke Amerika Serikat, Minggu (12/11/2023).

Baca juga: Di Amerika, Presiden Jokowi Ajak Para Investor Tanam Duit di Sektor Energi Hijau Indonesia

Sebagai simbol pengusaha muda, Akbar kembali ikut mendampingi Presiden dalam memenuhi undangan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Washington DC, Amerika, Senin (13/11/2023).

Jokowi mengajak para kader Hipmi dapat mencari rekan dan mitra bisnis di berbagai negara untuk dapat masuk berinvestasi di Indonesia.

"Baik itu bisnis skala besar, termasuk juga skala kecil. Era sekarang ini banyak peluang yang dapat diambil, jangan sampai peluang-peluang itu hilang," ucap Jokowi.

Mendapati pesan tersebut, Akbar berjanji akan memaksimalkan perannya untuk kemajuan bangsa dan negara. Bagi Akbar, pesan itu akan lebih mudah direalisasikan jika Presiden memberikan akses seluruh atase perdagangan kepada Hipmi.

Dengan akses ini, pengusaha muda bisa menjalin komunikasi dan bisnis dengan pengusaha di berbagai dunia.

"Relasi bisnis yang melibatkan para kader Hipmi ini akan semakin menguatkan hubungan dagang antara Indonesia dengan negara-negara di dunia, termasuk Amerika," kata Akbar ditulis Sabtu (18/11/2023).

Selain itu, ia mengapresiasi keberhasilan Jokowi membawa kesepakatan bisnis yang nilainya mencapai 25,85 miliar dolar AS atau Rp 400 triliun saat berkunjung ke Negeri Paman Sam.

"Contohnya, dengan rencana peningkatan status hubungan bilateral dari strategic partnership menjadi Comprehensive Strategic Partnership (CSP). Itu akan membuat kerja sama kedua negara semakin kuat, dan nantinya pertumbuhan ekonomi kita akan meningkat," kata Akbar.

Kemudian, rencana pembentukan Critical Mineral Agreement (CMA). Jika perjanjian ini sudah terbentuk, Indonesia akan menjadi pemasok kebutuhan baterai di Amerika. Sehingga, tidak menutup kemungkinan, Indonesia akan menjadi produsen baterai terbesar di dunia.

Baik Jokowi dan Biden juga memandang pentingnya Just Energy Transition Partnership (JETP). Kata Akbar, Indonesia juga terpilih sebagai salah satu mitra International Technology Security and Innovation (ITSI) Fund milik Amerika. Dengan begitu, penguatan rantai pasok semikonduktor terbuka lebar.

Yang menarik lagi, kata Akbar, ketika Jokowi mengingatkan Biden akan pentingnya perpanjangan generalized system of preferences (GSP) demi meningkatkan perdagangan Indonesia. GSP adalah pembebasan tarif bea masuk yang diberlakukan AS untuk barang dari negara-negara berkembang.

Amerika juga komitmen memberikan dukungan terhadap Indonesia untuk menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

"Bayangkan jika semuanya terealisasi. Perekonomian kita akan semakin kuat lagi. Kerja sama pengusaha akan banyak terjalin, lapangan pekerjaan akan semakin bertambah, dan akhirnya akan mensejahterakan rakyat," pungkasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat