Produk Ramah Lingkungan Kerap Dijual Mahal, Kadin Beberkan Alasannya - News
Laporan wartawan News, Endrapta Pramudhiaz
News, JAKARTA - Produk ramah lingkungan kerap dijual dengan harga yang tinggi dibanding produk pabrikan.
Menanggapi hal tersebut, Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia memandang ada perbedaan mencolok dari kedua jenis produk tersebut yang menjadikan produk ramah lingkungan kerap dijual lebih mahal.
Produk ramah lingkungan disebut memiliki rasa yang berbeda karena dibuat dengan campur tangan manusia dan langsung dari hati, dibanding produk asal pabrik.
Baca juga: Tekan Biaya Produksi, Pelaku UMKM Manfaatkan Gas Metana dari Sampah Sebagai Bahan Bakar
"Ini tentu punya rasa beda karena membuat dari hati dan harus diapresiasi," kata Wakil Ketua I Komite Tetap Pengendalian dan Evaluasi DAS, Hutan Lindung dan Mangrove Kadin Indonesia, Chintya Dian Astuti, ketika ditemui di SCBD Park, Jakarta, Sabtu (25/11/2023).
Dia bilang, produk ramah lingkungan ini memiliki ceritanya tersendiri, sehingga patut diapresiasi.
Kemudian, dengan membeli produk ramah lingkungan, Chintya bilang itu sama saja dengan membantu profesi para pembuatnya.
Ia mengatakan, saat ini Kadin tidak hanya mendorong kontribusi kepada perusahaan besar, tetapi juga ke pelaku UMKM.
"Pada akhirnya mereka (pelaku UMKM) ini yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dan itu bisa mengangkat bisnis mereka," ujarnya.
Baca juga: Panggung Cerita Nusantara Optimalkan Ekosistem Rantai Pasok UMKM Melalui RPB
"Seperti tawas jadi deodoran dan kita harus kasih penghargaan dengan membeli (barang tersebut, red)," imbuhnya.
Dia juga menyampaikan bahwa Ketua Umum Kadin yang saat ini sedang cuti, Arsjad Rasjid, sangat mengapresiasi produk dari masyarakat, terutama dari generasi muda.
"Itu memang harus ada pihak-pihak yang mempromosikannya. Tangan di atas sama tangan di bawah itu harus nyambung," kata Chintya.
Terkini Lainnya
Produk ramah lingkungan kerap dijual dengan harga yang tinggi dibanding produk pabrikan. apa alasannya?
Ini Tindakan Satgas PASTI Terhadap Ahmad Rafif Raya yang Kelola Dana Rp 71 Miliar Tanpa Izin
BERITA REKOMENDASI
Soal Iuran Tapera, Kadin Minta Pemerintah Temukan Keseimbangan
BERITA TERKINI
berita POPULER
Pengusaha Mal Nilai Peraturan Pembatasan Impor RI Tak Mampu Tangani Masalah Sesungguhnya
Tingkatkan Produksi Migas Nasional, Kepala SKK Migas Inspeksi Langsung Proyek FPSO Marlin Natuna
Tren Pembobolan Data, Ini Jurus BNI Pastikan Keamanan Para Nasabah
Soal Rencana Bea Masuk 200 Persen, Mendag Sebut Masih Dihitung, Bisa 50 Persen
Mendag Sebut 7 Industri yang Jadi Perhatian Khusus