androidvodic.com

Harga Beras hingga Tahun Depan Masih Dibayangi Kenaikan, Bulog Ungkap Penyebabnya - News

Laporan Wartawan News, Ismoyo

News, JAKARTA - Tren kenaikan harga beras di sepanjang tahun ini diperkirakan masih akan berlanjut hingga 2024.

Manager Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Tomi Wijaya mengungkapkan, hal tersebut disebabkan produksi beras yang menurun imbas sejumlah faktor.

Utamanya faktor cuaca yang berdampak erat pada volume produksi beras di dalam negeri, serta telah berakhirnya musim panen raya.

"Memang saat ini kondisinya yang ditambah lagi memasuki musim paceklik memang tidak ada panen raya musim akhir tahun ini sampai dengan kira-kira akhir Marer (2024)" papar Tomi di Kantor Pusat Perum Bulog Jakarta, Jumat (15/12/2023).

"Jadi memang fenomenanya dari tahun ke tahun memang ada mengalami kenaikan harga. Ditambah lagi ada bencana El Nino yang melanda seluruh dunia," sambungnya.

Sejumlah upaya terus dilakukan Pemerintah bersama Perum Bulog, untuk dapat melakukan stabilisasi harga di tingkat konsumen.

Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menugaskan Bulog melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras di dalam negeri.

Baca juga: Bapanas Soroti Petani di Hulu Senang Harga Gabah Naik, di Hilir Menderita Harga Beras Melonjak

Yaitu, melalui program Bantuan Pangan dan Operasi Pasar atau Stabilisasi Pasokan dan harga Pangan (SPHP).

"Masyarakat tidak perlu khawatir, Pemerintah melalui Bulog sudah menggelontorkan beras SPHP di seluruh Indonesia dengan jumlah total sebanyak 1,1 juta ton dan kegiatan ini juga terus berlanjut digelontorkan sampai harga stabil," pungkasnya.

Beberapa waktu lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) telah menyoroti tren peningkatan harga komoditas bahan pokok di tingkat nasional.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, komoditas yang dimaksud salah satunya adalah beras.

"Beberapa perkembangan komdoitas yang memperngaruhi perubahan indeks perkembangan harga (IPH) sampai minggu kedua Oktober 2023 adalah pertama gula pasir, beras, cabai rawit," ucap Amalia di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Senin (16/10/2023).

Untuk beras, Amalia mengungkapkan bahwa tren peningkatan telah terjadi sejak lama.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat