androidvodic.com

Laporan Wartawan News, Nitis Hawaroh

News, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kenaikan harga beras terjadi di semua rantai distribusi pada Februari 2024.

"Kenaikan harga beras terjadi di semua rantai distribusi," kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah dalam Rilis BPS, Jumat (1/3/2024).

Berdasarkan catatan BPS, harga beras di tingkat penggilingan padi naik sebesar 6,76 persen secara bulanan atau menjadi Rp 14.274 per kilogram (kg).

Jika dilihat berdasarkan periode yang sama tahun sebelumnya, harga beras di tingkat penggilingan pada Februari 2023 Rp 11.451 per Kg atau naik 24,65 persen.

Sedangkan harga beras grosir sebesar Rp 14.389 per Kg atau naik 5,96 persen dibandingkan bulan sebelumnya yaitu Rp 13.588 per Kg.

"Harga beras grosir pada bulan Februari 2024 naik sebesar 5,96 persen secara month to month, sebesar 20,08 persen secara year on year," ungkapnya.

Sementara itu, harga beras di tingkat eceran juga mengalami kenaikan 5,28 persen atau menjadi Rp 15.157 per Kg dibandingkan bulan sebelumnya Rp 14.379 per Kg.

Bahkan jika dilihat berdasarkan periode yang sama tahun lalu, harga besar di eceran hanya Rp 12.707 per kg. Sehingga kenaikannya mencapai 19,28 persen.

Baca juga: Beras Mahal, Pedagang Warteg Kurangi Porsi Nasi, Pelanggan Harap Mengerti

"Sebagai catatan untuk kita ketahui harga beras yang disajikan oleh BPS merupakan harga rata-rata beras yang mencakup berbagai jenis, kualitas beras dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia," ungkap Habibullah.

Lonjakan harga beras itu sejalan dengan harga gabah di tingkat petani yang turut mengalami kenaikan.

Baca juga: Pedagang Warteg Keluhkan Harga Beras Masih Tinggi di Pasaran

BPS mencatat, harga gabah kering panen (GKP) naik sebesar 4,86 persen secara bulanan atau menjadi Rp 7.261 per Kg. Sedangkan dilihat secara tahunan, harga GKP naik sebesar 27,14 persen.

Kemudian, harga gabah kering giling (GKG) juga mengalami kenaikan sebesar 6,13 persen secara bulanan atau Rp 8.591 per Kg, dan naik sebesar 33,48 persen secara tahunan.