androidvodic.com

Dunia Diminta Waspada Hadapi Lonjakan Harga BBM Usai Rusia-Arab Sepakat Pangkas Pasokan Minyak - News

Laporan Wartawan News Namira Yunia Lestanti

News, MOSKOW – Kedua negara pemimpin kelompok Organisasi Pengekspor Minyak yang dikenal sebagai OPEC+, Rusia dan Arab Saudi sepakat untuk memangkas ekspor minyak mentah.

Pemangkasan tersebut nantinya akan dilakukan hingga akhir kuartal kedua tahun 2024, tepatnya pada Juni mendatang. Berbeda dari kebijakan sebelumnya, dalam pemotongan kali ini Rusia dan Arab memberlakukan pemangkasan produksi secara sukarela, sehingga tidak memerlukan persetujuan bulat dari anggota OPEC+ lainnya.

Lewat kebijakan baru itu, nantinya Arab Saudi akan memperpanjang pengurangan produksi minyak mentah sukarela sebesar 1 juta barel per hari, menjadi 9 juta barel per hari hingga akhir Juni.

Baca juga: Pasokan Minyak Dunia Makin Terbatas, Menteri ESDM Ajak Masyarakat Hemat Energi

Sementara Rusia akan memangkas produksi dan pasokan ekspornya sebanyak 471.000 barel per hari.

Jumlah tersebut meningkat dari total pemangkasan BBM di kuartal pertama, dimana Moskow hanya mengurangi pasokannya sebanyak 500.000 barel per hari.

Menyusul yang lainnya, Produsen utama OPEC, Irak dan UEA juga dilaporkan ikut memperpanjang pengurangan produksi sukarela masing-masing sebesar 220.000 barel per hari dan 163.000 barel per hari, sebagaimana dikutip dari International.

Adapun pengumuman terkait pengurangan produksi ini dirilis untuk membatasi volatilitas pasar, mengingat beberapa bulan terakhir produksi bahan bakar tengah mengalami lonjakan disaat permintaan pasar global mengalami pelemahan akibat ketegangan geopolitik kelompok Houthi di Laut Merah.

Harga BBM Dunia Naik

Imbas pemangkasan produksi minyak mentah Rusia dan Arab, harga minyak mentah WTI dilaporkan naik hingga melesat sebanyak 0,31 persen di posisi 80,17 dolar AS per barel pada perdagangan awal pekan ini.

Hal serupa juga terjadi pada perdagangan minyak mentah brent yang dibuka lebih mahal dari pekan sebelumnya, naik 28 sen atau 0,3 persen menjadi 83,83 dolar AS per barel.

Analis menyebut kenaikan harga minyak kali ini terjadi karena ada topangan besar dari perpanjangan pemangkasan produksi yang dilakukan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC+) dan sekutunya (OPEC+).

Menurut mereka, pemangkasan telah memicu kekhawatiran pasar atas kemungkinan krisis pasokan minyak dari negara produsen OPEC+, alasan ini yang membuat harga minyak dunia ikut terkerek naik di tengah panas nya sentimen Laut Merah.

"Tanda-tanda pengetatan di pasar fisik terus mendorong harga minyak mentah lebih tinggi. Pemotongan produksi oleh aliansi OPEC+ terus mengurangi pasokan karena pasar khawatir terhadap ketegangan baru di Timur Tengah," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat