Bos Garuda Indonesia Curhat Profit Industri Penerbangan Tipis, Sulit Batasi Tarif - News
Laporan Wartawan News, Reynas Abdila
News, JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra memaparkan kondisi perekonomian yang tertekan membuat biaya operasional maskapai naik.
Irfan menyebut, profit industri penerbangan pun kian tipis.
Menurutnya, aspek keamanan dan kepentingan konsumen dapat diatur tetapi tarif tidak dibatasi.
Baca juga: Citilink Masih Investigasi Dugaan Perselingkuhan Pilot dan Pramugarinya yang Viral di Medsos
"Saya setuju safety itu diregulate, kepentingan konsumen itu diregulasi tapi kalau komersial diregulate kita bisa apa? Ongkos meningkat, avtur meningkat, exchange rate meningkat, dolar dari pengoperasian pesawat meningkat," ucapnya di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Kamis (7/3/2024)
Irfan mengingatkan biaya industri maskapai mahal sedang pengguna angkutan penerbangan kurang lebih hanya 10 persen dari total jumlah penduduk.
Sehingga bisa disimpulkan maskapai apapun pasti keuntungan yang diperoleh sedikit.
Jumlahnya hanya single digit alias cuma satu digit maka mau tidak mau tarif pesawat meningkat
"Sehebat apapun airlinenya margin keuntungannya single digit. Saya mau tidak mau harus stand up dan dimaki-maki seperti Pak Putu (Direktur Angkutan Udara Kemenhub) setiap hari soal harga," jelasnya.
Kebijakan tarif batas atas (TBA) pesawat, imbuh dia, sudah dievaluasi empat sampai lima tahun dan tidak pernah dinaikkan.
Irfan mendorong agar masyarakat merencanakan kepergian dan memesan tiket dari jauh-jauh hari agar mendapatkan harga lebih murah.
Garuda Indonesia menyampaikan bahwa solusi harga lebih murah masih terbuka.
"Kita punya solusi kalau anda memesan jauh-jauh hari, kemungkinan mendapatkan harga lebih murah pasti terbuka. ke Jakarta bisa sampai 75 persen (diskonnya)," tutur Irfan.
Terkini Lainnya
Irfan Setiaputra memaparkan kondisi perekonomian yang tertekan membuat biaya operasional maskapai naik.
Saat Menkominfo Budi Arie Didesak Mundur, Tapi Justru Dirjen Semuel yang Angkat Kaki
BERITA REKOMENDASI
BERITA TERKINI
berita POPULER
Pengusaha Mal Nilai Peraturan Pembatasan Impor RI Tak Mampu Tangani Masalah Sesungguhnya
Tingkatkan Produksi Migas Nasional, Kepala SKK Migas Inspeksi Langsung Proyek FPSO Marlin Natuna
Tren Pembobolan Data, Ini Jurus BNI Pastikan Keamanan Para Nasabah
Soal Rencana Bea Masuk 200 Persen, Mendag Sebut Masih Dihitung, Bisa 50 Persen
Mendag Sebut 7 Industri yang Jadi Perhatian Khusus