androidvodic.com

Bos PLN Kasih Bukti Transisi Energi Mampu Ciptakan Penghidupan Baru Bagi Masyarakat Lokal - News

Laporan wartawan News, Endrapta Pramudhiaz

News, JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo memandang bahwa transisi energi tidak melulu soal angka.

Transisi energi bisa juga dilihat dari sudut pandang bagaimana upaya ini ternyata mampu menumbuhkan dan mengembangkan sebuah harapan.

Ini semua bermula ketika Darmawan mendatangi daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Di situ, ia melihat kondisi tanah yang tandus, tidak bisa dimanfaatkan untuk apapun.

Baca juga: Jajaran Dewan Komisaris PLN Dirombak, Anak Buah Erick Thohir Masuk

"Mau menanam jagung enggak bisa. Terlalu kering. Padi enggak bisa. Padi gogo tidak bisa. Tanah kering. Berkapur pula," katanya dalam acara PLN Journalist Award 2023 yang berlangsung di kantor pusat PLN, Jakarta Selatan, Rabu (20/3/2024) malam.

Dari situ, ia mengungkap PLN akhirnya memutuskan untuk menanam sejumlah tanaman energi berupa pohon biomassa seperti indigofera, kaliandra, dan gamal.

Masyarakat setempat pun diajak menjadi pihak yang menanam tumbuhan-tumbuhan ini.

Singkat cerita, dalam waktu enam bulan, Darmawan mengatakan bahwa indigofera berhasil tumbuh subur di tanah yang paling tandus, yang selama ini tidak bisa dimanfaatkan akibat dari kondisi lahan yang kering dan bebatuan.

"Bukit-bukit yang kering mulai hijau. Dalam waktu enam bulan ternyata daun-daunnya bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. Ibu-ibunya yang tadi menganggur, sekarang punya penghidupan baru. Punya penghasilan, menjadi tulang punggung penopang ekonomi keluarga yang selama ini hidup dalam kemiskinan," ujar Darmawan.

Ia menyimpulkan bahwa transisi energi ternyata mampu menciptakan dan menumbuhkan sebuah harapan.

Harapan akan sebuah penghidupan baru bagi masyarakat lokal, yang muncul dari lahan-lahan kering dan tandus yang selama ini tak pernah dimanfaatkan.

Baca juga: PLN Gelar Mudik Bersama BUMN 2024, Simak Cara Daftar dan Tahapannya!

Dalam masa transisi energi, Darmawan memandang teknologi co-firing atau mencampur biomassa dengan batu bara pada PLTU merupakan ketahanan energi berbasis pada ketahanan rakyat semesta.

"Transisi energi bisa di-cover dari sudut pandang yang kering kerontang, bisa di-cover dari sudut perjuangan. Dulu ada namanya hankamrata. Pertahanan keamanan rakyat semesta. Co-firing ini adalah ketahanan energi berbasis pada ketahanan rakyat semesta," ujarnya.

Program co-firing PLTU telah dilakukan PLN Group sejak 2018 silam. Tercatat hingga 2022, implementasi co-firing PLTU telah dilakukan pada 36 unit PLTU dengan produksi energi bersih mencapai 575,4 GWh dengan capaian penurunan emisi sebesar 570 ribu ton CO2e.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat