androidvodic.com

Petinggi Boeing Berguguran, Bagian Rentetan Kecelakaan Pesawat yang Satunya Terjadi di Indonesia? - News

News -- Salah satu pabrik pesawat terbesar dunia, Boeing sedang mengalami guncangan.

Satu per satu para petinggiya mengundurkan diri dan mengalami perombakan.

Setelah Stan Deal, kepala divisi pesawat komersial Boeing diberitakan mengundurkan diri, kini sang pucuk pimpinan juga bakal melakukan hal yang sama.

Chief Executive Officer (CEO) Boeing Co Dave Calhoun dikabarkan akan mengundurkan diri akhir tahun 2024. Ia tidak ingin memperpanjang masa baktinya di pabrik pesawat di Amerika Serikat tersebut.

Baca juga: Mantan Pekerja Boeing yang Laporkan Buruknya Standar Produksi Pesawat Ditemukan Tewas

Sebelumnya dalam sebuah pernyataan pada Senin (25/3/2024) Chairman Larry Kellner juga menyatakan tidak akan mencalonkan diri lagi.

Bloomberg News memberitakan, langkah Dave Calhoun ini merupakan bagian dari perombakan kepemimpinan besar-besaran di manajemen Boeing.

Boeing saat ini sedang berjuang mengatasi krisis keselamatan yang menimpa pesawat produksi mereka yaitu Boeing 737 max.

Hal ini terjadi setelah kegagalan terbaru Boeing 737 Max yang mengalami dekompresi eksplosif pada penerbangan Alaska Airlines pada bulan Januari lalu.

USA Today mengabarkan, setelah peristiwa tersebut maskapai itu menghentikan pernerbangannya selama berminggu-minggu dengan alasan keselamatan.

Jauh sebelumnya, pada 29 Oktober 2018, peristiwa yang lebih fatal terjadi bahkan di Indonesia, yaitu jatuhnya pesawat Lion Air Boeing 737-800 Max yang menewaskan seluruh penumpangnya.

Saat itu Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berkesimpulan, indikator AOA DISAGREE tidak tersedia di pesawat Boeing 737-8 (MAX) PK-LQP, kemudian AOA sensor pengganti mengalami kesalahan kalibrasi yang tidak terdeteksi pada saat perbaikan sebelumnya hingga berakhir dengan jatuhnya pesawat.

Baca juga: BBN Airlines Indonesia Tambah Empat Armada Boeing 737 Beroperasi Mulai Maret 2024

Lion Air dengan registrasi PK-LQP tersebut sebelumnya mengalami permasalahan saat terbang dari China ke Bali, lalu terbang dari Bali ke Cengkareng.

Kemudian pada Maret 2019 pesawat dengan tipe sama mengalami kecelakaan lagi. Kali ini Ethiopian Airlines yang jatuh setelah mengudara. Permasalahan yang dialami pesawat di Afrika tersebut hampir sama yaitu malfunctioning Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) atau malfungsi sistem keseimbangan manufer.

Akibat peristiwa tersebut, pesawat-pesawat Boeing 737-Max sempat digrounded selama beberapa waktu, namun akhirnya bisa beroperasi lagi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat