androidvodic.com

Sunarso Anak Petani Jadi Dirut BRI, Ungkap Kiat Sukses Lewati Covid, Sumbang Negara Rp 161 T - News

News, JAKARTA - Di hadapan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata, dan 300-an orang lain, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso bicara berterus terang. Ia bicara blak-blakan sesuai standar dan prinsip good corporate governance.

Tidak mau memperhalus kalimat atau diksi terkait istilah dalam bisnis perbankan agar jajaran BRI tidak terjerumus praktik gratifikasi dan korupsi.

Sunarso berdiri di podium, membelakangi layar lebar, light-emitting diode (LED), ukuran kira-kira panjang 20 meter dan lebar 4 meter yang menempel di dinding. Melalui pelantang, suaranya terdengar nyaring. Intonasi tegas. Bersemangat.

Baca juga: Cerita Klaster Rosella yang Terus Berkembang Berkat Pemberdayaan BRI

Ia berbicara kurang lebih satu jam. Sekitar 5 menit pertama, melihat teks. Selebihnya bicara lepas.

“Saya akan bicara apa adanya. Terus terang. Tidak ditutup-tutupi, agar keluar semua isi kepala. Supaya lega dan kita semua yang ada di sini, pihak BRI maupun bapak ibu vendor mudah mengerti,” ujar Sunarso pada acara BRI vendor gathering mengusung tema Strengthening Synergy With Good Corvorate Governance di Menara BRILian Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (20/6/2024) pagi.

Awal berdiri di panggung, Sunarso menceritakan perjalanan hidupnya sejak kecil hingga menjadi Chief Executive Officer (CEO) BRI. “Saya akan cerita tentang data pribadi. Saya orang desa. Saya orang susah. Orangtua saya petani. Saya dibesarkan seorang ibu, single parent,” kata Sunarso.

Pria kelahiran Pasuruan, Jawa Timur, 7 November 1963, melanjutkan, “Saya orang yang dapat menikmati pendidikan, suatu anugerah Tuhan. Saya diterima PTN, diterima tanpa tes. Anaknya petani kuliah di Institut Pertanian Bogor (IPB)."

Baca juga: SBR013 Kini Tersedia, BRI Tawarkan Ragam Program Menarik untuk Nasabah

Sunarso berbicara saat di hadapannya duduk ratusan orang, selain Alexander Marwata, juga tampak Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto, Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto, Senior Executive Vice President (SEVP) Fixed Asset Management and Procurement BRI Aestika Oryza Gunarto,  dan SEVP Satuan Kerja Audit Intern BRI Donny Permana. Jajaran direktur bermacam perusahaan vendor mitra BRI baik jasa maupun barang juga menyimak.  

Mengenai kampus IPB, Sunarso berkelakar juga. “Saya lulus dari IPB, yang ternyata bukan hanya bisa mencetak ahli pertanian. IPB bukan saja institut Pertanian Bogor, tetapi juga Insitut Perbankan Bogor, karena bisa mencetak banker seperti saya.”

Memperoleh kesempatan kuliah di kampus ternama memacu semangat dan motivasi Sunarso. Ia selalu mengingat dan menjalankan nasihat ibu, "sekolah sing pintar le. Ben nggak koyok ibu, dadi petani." (Sekolah/kuliah yang pintar, nak. supaya tidak jadi petani kayak ibu). 

Setelah lulus kuliah, ia kerja di bank. Lelaki yang sebagian rambutnya telah memutih kemudian berkisah tentang pengalaman mengelola perbankan. Ia telah menangani banyak bank, semuanya BUMN (badan usaha milik negara). Tidak pernah di bank swasta.

Kini, sejak lima tahun lalu, sejak September 2019, ia menjabat Direktur Utama BRI. Sunarso bercerita pencapaiannya memberi kontribusi bagi bangsa.

Baca juga: Komitmen Menjaring Human Capital yang Unggul, BRI Kembali Membuka 3 Program Rekrutmen Pekerja

“Saya menjadi CEO BRI saat pandemi, 2019. Walaupun masa pandemi Covid, rupanya BRI masih bisa laba. Dan ada pelajaran berharga dari pandemi covid-19, memaksa saya membawa transformasi BRI lebih cepat. Konon, orang berubah karena dua sebab, pertama karena takut, atau kedua karena percaya akan ada peringatan dari Tuhan (kalau tidak berubah, kita akan habis),” katanya.

Saat masih pandemi Covid yang serba terbatas pergerakan secara fisik, BRI mempercepat tranformasi menuju perbankan digital, dan menjadi perbankan yang mengoptimalkan penyaluran kredit kepada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat