IHSG Pagi Ini Dibuka Menguat, Rupiah Melemah Lagi ke Rp 16.441 Per USD - News
Laporan Wartawan News, Reynas Abdila
News, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,31 persen ke level 6.904,31 pada perdagangan bursa, Rabu (26/6/2024).
Mengutip RTI Business, indeks komposit sempat menyentuh level tertinggi 6.929,23 di menit awal.
Terpantau 148 saham menguat, 80 saham terkoreksi dan sebanyak 210 saham tidak bergerak.
Total nilai transaksi mencapai Rp211,35 miliar dari 620,93 juta saham diperdagangkan dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 13 ribu kali
Sembilan indeks sektoral berada di zona hijau, hanya sektor keuangan melemah 0,13 persen dan sektor transportasi terkoreksi 0,27 persen.
Di pasar valuta asing, rupiah dibuka kembali anjlok 0,41 persen di level Rp16.441 per dolar AS pada perdagangan Rabu (26/6/2024).
Mata uang garuda tertekan sentimen global yang kembali memburuk, terutama pernyataan hawkish pejabat Federal Reserve menilai tingginya risiko inflasi di Amerika Serikat.
Baca juga: Rekomendasi Saham Hari Ini, ACES, MDKA dan BRIS Buy on Weakness
Pelemahan rupiah hari ini menjadi yang paling ambles dengan melemah 0,41 persen di kawasan.
Posisi kedua yakni won Korea Selatan yang melemah 0,20 persen serta Baht Thailand yang tertekan 0,11 persen pagi ini.
Terkini Lainnya
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,31 persen ke level 6.904,31 pada perdagangan bursa, Rabu (26/6/2024).
Tantangan di Industri Farmasi Makin Dinamis, Emiten Ini Benahi Aspek Operasional
BERITA REKOMENDASI
Pelemahan Rupiah Bisa Pengaruhi Permintaan Samator Indo Gas
IHSG Bertahan di Zona Hijau, Enam Indeks Sektoral Menguat
IHSG Pagi Ini Dibuka Menguat, Rupiah Lanjutkan Pelemahan
BERITA TERKINI
berita POPULER
Mengenal Aturan Transfer Pricing di PMK Nomor 172, Wajib Pajak Harus Tahu
Jubir Kemenhub: Informasi yang Bocor dan Dijual 7 Ribu USD di Dark Web Adalah Data Lama
Vietjet Operasikan Empat Rute ke Hanoi dan Ho Chi Minh City di Vietnam
Jokowi Kumpulkan Menteri, Industri TPT Minta Segera Revisi Aturan Impor Produk Tekstil
Pengusaha: Implementasi Omnibus Law Tak Sesuai Ekspektasi, Harapan Terlalu Tinggi