androidvodic.com

Jelang Puncak Haji, Petugas Kesehatan Screening Jemaah Risti yang Bisa Safari Wukuf - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, MAKKAH - Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo mengatakan bahwa pada ibadah Haji 1444 Hijriah/2023 Masehi, jemaah Haji kategori lanjut usia (lansia) dan risiko tinggi (risti) mencapai 75 persen.

"Dari segi jemaahnya kita, lansia memang sangat banyak dan risti juga sangat banyak sekitar 70 hingga 75 persen," kata Liliek di Arab Saudi, tentang persiapan petugas kesehatan sebelum puncak Haji, Selasa (20/6/2023).

Baca juga: Cek Kesiapan Jelang Armuzna: Menag Berdoa Armuzna Jadi Musim Panas yang Hangat bagi Jamaah Lansia

Ia pun menyebut para petugas kesehatan pun sejak awal melakukan screening pada tiap kelompok terbang (kloter) untuk mengetahui apakah ada jemaah lansia maupun risti.

Jika ada, berapa banyak jumlah jemaah yang harus dipantau ini.

Selanjutnya pihaknya kembali melakukan screening untuk melihat jemaah mana saja yang dapat mengikuti safari wukuf.

Perlu diketahui, safari wukuf adalah upaya yang dilakukan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah untuk mengantarkab jemaah Haji yang sakit ke Arafah, untuk melaksanakan wukufnya.

Baca juga: Bantu Jemaah Lansia dan Disabilitas Saat Puncak Haji, PPIH Terjunkan 15 Mobil Golf

Jemaah yang diantarkan ke Arafah merupakan jemaah yang sakit namun memungkinkan untuk melakukan ibadah di Arafah.

"Sehingga kita screening ada 50 jemaah di setiap kloter yang risti yang dipantau. Kemudian discreening lagi untuk masuk kategori safari wukuf nantinya," jelas Liliek.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Liliek Marhaendro Susilo menyebut penyebab kematian terbanyak jemaah haji di Arab Saudi karena sakit jantung.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Liliek Marhaendro Susilo menyebut penyebab kematian terbanyak jemaah haji di Arab Saudi karena sakit jantung. (Tangkapan Layar/ Rina Ayu)

Liliek kemudian menyampaikan bahwa tim promosi kesehatan (promkes) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kemudian melakukan koordinasi dengan petugas bimbingan ibadah (bimbad), Kepala sektor hingga Kepala rombongan jelang pelaksanaan puncak ibadah Haji di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna).

Ini terkait imbauan untuk para jemaah agar mereka tidak melakukan banyak aktivitas di luar ruangan.

Hal itu karena suhu udara yang cukup ekstrem di kota suci Makkah.

Baca juga: Suhu Arab 45 Derajat, 220 Ribu Jemaah Haji Indonesia Akan Jalan Kaki 6 -14 Km dari Mina ke Jamarat

"Promkesnya kita koordinasi dengan bimbad, Ka sektor hingga Kepala rombongan jelang armuzna. Kita ingatkan jangan lagi banyak aktivitas di luar karena suhu cukup tinggi di Makkah perlu diwaspadai agar jemaah tidak sering terpapar sinar matahari," papar Liliek.

Ia meminta agar aktivitas maupun ibadah yang tidak perlu dilakukan di luar ruangan, dijalankan di dalam hotel saja.

Hal ini untuk menjaga kesehatan dan kebugaran para jemaah Haji agar tetap fit saat momen puncak Haji di armuzna.

"Cukup beraktivitas di penginapan saja, iadah juga kan ada di hotelnya, ini kita minta agar di hotel saja. Ibadah sunah juga mulai dikurangi. Karena tujuan utamanya juga adalah untuk Haji ini yang kita jaga agar pada saat armuzna itu jemaah sehat dan bugar," tegas Liliek.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat