Turki Perketat Pembatasan Covid-19 setelah Laporan Lonjakan Kasus Infeksi - News
News - Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan telah mengumumkan pembatasan yang lebih ketat untuk mengekang penyebaran virus corona di negaranya.
Kebijakan terbaru Erdogan merupakan upaya dalam menghadapi peningkatan infeksi, hanya sebulan setelah langkah-langkah tersebut dilonggarkan.
Dilansir Tribunnews dari Al Jazeera, dari 81 provinsi di negara itu, 58 sekarang berada di zona merah atau berisiko sangat tinggi
Wilayah yang dimaksud, termasuk pusat budaya dan ekonomi Istanbul dan Ibu Kota negara, Ankara.
"Sekira 80 persen dari 84 juta orang Turki tinggal di daerah ini," kata Erdogan setelah rapat kabinet pada Senin (29/3/2021).
Baca juga: Profil Burak Yilmaz, Aktor Utama Kemenangan Turki atas Belanda, Bikin Tim Krul Merana
Kondisi Turki di bulan Ramadhan masih seperti yang terjadi tahun lalu.
Makan bersama selama bulan suci Ramadhan atau buka bersama yang selenggarakan umat Islam telah dilarang.
"Pertemuan massal di tenda dan tempat lain untuk makan sebelum fajar dan setelah senja tidak akan diizinkan," kata presiden.
Baca juga: Warga Uighur Gelar Unjuk Rasa di Turki Saat Menteri Luar Negeri China Berkunjung
Penilaian resiko penyebaran Covid-19 dari Kementerian Kesehatan dibagi menjadi empat, kategori kode warna.
Berikut ini lebih lengkapnya:
Pertama, biru untuk risiko rendah.
Kedua, kuning untuk risiko sedang.
Ketiga, oranye untuk risiko tinggi dan keempat, merah untuk risiko sangat tinggi.
Baca juga: Bareskrim Polri Tangkap Warga Irak Terlibat Kasus Perdagangan Manusia ke Turki
Pemberlakuan Jam Malam dan Pembatasan Lainnya
Terkini Lainnya
Penanganan Covid
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan telah mengumumkan pembatasan yang lebih ketat untuk mengekang penyebaran virus corona di negaranya.
BERITA TERKINI
berita POPULER
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-864: Ukraina dan UE Kecam PM Hongaria yang Temui Putin
2 Markas Israel Dihantam Rudal Katyusha Hizbullah, 2 Tentara Terluka
Bos Mossad Pulang dari Qatar, Israel-Hamas Masih Cekcok soal Proposal Gencatan Senjata
Pakar Sebut Israel Ada di Tangan Hizbullah, Serangan Berhenti jika Israel Setujui Gencatan Senjata
Israel Perluas Wilayah Rampasan, Bangun 5.300 Unit Permukiman Yahudi di Tepi Barat