androidvodic.com

Gubernur New York Minta Maaf ke Keluarga Korban Covid-19 Akibat Kebijakan Kontroversial Cuomo - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

News, NEW YORK - Gubernur New York Kathy Hochul telah meminta maaf kepada kerabat korban virus Corona yang meninggal di panti jompo karena kebijakan kontroversial mantan Gubernur New York Andrew Cuomo pada masa puncak pandemi.

Hochul bertemu dengan keluarga korban dan Perwakilan Partai Demokrat wilayah Brooklyn, dalam apa yang digambarkan sebagai peristiwa yang 'penuh air mata dan emosional'.

Kelompok itu memberikan daftar tuntutan mereka kepada Hochul agar dapat memperbaiki kesalahan pendahulunya itu.

Dikutip dari Sputnik News, Kamis (14/10/2021), para keluarga korban ini menuntut agar negara bagian tersebut tidak hanya memberlakukan reformasi perawatan terhadap para lanjut usia (lansia) saja, namun mengakui kesalahan terkait arahan kontroversial yang dilakukan Cuomo, mendukung penyelidikan terhadap krisis yang terjadi di panti jompo, melepaskan semua data panti jompo yang tersisa.

Baca juga: Tidak Mau Divaksin Covid-19, Ribuan Guru di Kota New York Dirumahkan Tanpa Digaji

Kemudian melakukan 'audit ulang' terkait semua kematian yang terjadi di panti jompo akibat Covid-19, memperkenalkan dana kompensasi korban panti jompo dan membuat memorial bagi korban panti jompo.

Baca juga: Heboh di Media Sosial, Warga Antivaksin di New York Acak-Acak Food Court

Hochul pun meminta maaf kepada keluarga korban atas kebijakan yang diberlakukan oleh mantan Gubernur Cuomo.

Haydee Pabey, yang kehilangan ibunya yang berusia 72 tahun yakni Elba Pabey karena Covid-19 di sebuah panti jompo, memuji sikap Hochul.

Baca juga: Singapura Mulai Buka Perbatasan, Bersiap Hidup Berdampingan dengan Covid-19

"Itu seolah menghantam dinding bata dengan munculnya pemerintahan terakhir (di New York) ini," kata Pabey.

Hal yang sama pun disampaikan Peter Arbeeny, yang kehilangan ayahnya karena Covid-19.

"Itu adalah langkah pertama yang baik untuk gubernur baru. Namun saya belum yakin sampai kita melihat janji-janji ini berubah menjadi tindakan nyata," jelas Arbeeny.

Perlu diketahui, pada puncak pandemi, rumah sakit di New York sangat kewalahan, dengan beberapa fasilitas kemudian beralih fungsi.

Mirisnya, agar perawatan di rumah sakit tidak terlalu padat, Cuomo saat itu memaksa panti jompo untuk menerima pasien yang terinfeksi Covid-19, meskipun tidak dalam kondisi kritis.

'Kebijakan bencana' ini tentunya menyebabkan wabah Covid-19 yang meluas dan kematian di panti jompo New York.

Cuomo yang mendapatkan pujian atas penanganannya terhadap pandemi, justru memberikan instruksi kepada para asistennya untuk mengubah data pandemi.

Instruksi untuk 'mengaburkan data' terkait gambaran utuh mengenai berapa banyak angka kematian yang sebenarnya terjadi di panti jompo negara bagian itu.

Setelah terjerat kasus pelanggaran seksual dan penyelidikan dilakukan terhadapnya, Cuomo pun digulingkan.

Kemudian posisinya digantikan Hochul yang merupakan orang kepercayaannya, kini Hochul harus berurusan dengan dampak dari 'kebijakan mematikan' panti jompo yang diterapkan pendahulunya itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat