Moldova Tutup Wilayah Udara Usai Rusia Dikabarkan Ingin Kudeta Pemerintahannya - News
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
News, CHISINAU - Moldova sempat menutup wilayah udaranya untuk menyelidiki laporan adanya objek mirip balon yang terbang di langit pada Selasa (14/2/2023)
Penyelidikan tersebut terjadi sehari setelah negara kecil di Eropa timur itu menuduh Rusia berencana menjatuhkan pemerintahannya.
Dilansir dari Reuters, Rusia membantah tuduhan Presiden Moldova Maia Sandu, yang berulang kali menyatakan keprihatinan atas niat Rusia untuk mengkudeta pemerintahan salah satu negara bekas republik Soviet itu, sejak Moskow menginvasi Ukraina pada Februari 2022.
Baca juga: Pemimpin Wagner Rusia Akui Bentuk IRA untuk Intervensi Pemilu AS dan Cegah Propaganda Barat
Otoritas penerbangan sipil Moldova mengatakan pihaknya segera bertindak setelah menerima laporan dari kementerian pertahanan bahwa benda kecil menyerupai balon cuaca terlihat terbang di bagian utara negara itu, yang berdekatan dengan perbatasan Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan, mengingat kondisi cuaca dan ketidakmungkinan mengamati serta mengidentifikasi objek dan jalur penerbangannya, wilayah udara Moldova telah ditutup.
Setelah pihak berwenang menetapkan tidak ada ancaman terhadap keselamatan warga Moldova, penutupan dibatalkan satu jam 22 menit kemudian.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada pekan lalu, negaranya telah mengungkap rencana intelijen Rusia "untuk penghancuran Moldova".
Moldova melaporkan pada Jumat (10/2/2023), sebuah rudal Rusia telah melanggar wilayah udaranya selama serangan terhadap infrastruktur Ukraina dan memanggil duta besar Rusia untuk menjelaskan kejadian tersebut.
Terkini Lainnya
Konflik Rusia Vs Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada pekan lalu, negaranya telah mengungkap rencana intelijen Rusia untuk penghancuran Moldova.
2 Markas Israel Dihantam Rudal Katyusha Hizbullah, 2 Tentara Terluka
Konflik Rusia Vs Ukraina
BERITA REKOMENDASI
Sah! Rusia Hentikan Perdagangan Mata Uang Dolar AS dan Euro
Panglima Syrsky: Pasukan Rusia Terjebak di Volchansk
BERITA TERKINI
berita POPULER
Pakar Sebut Israel Ada di Tangan Hizbullah, Serangan Berhenti jika Israel Setujui Gencatan Senjata
Israel Perluas Wilayah Rampasan, Bangun 5.300 Unit Permukiman Yahudi di Tepi Barat
Ganjar Pranowo dan Basuki Tjahaja Purnama Jadi Ketua DPP PDIP Sampai 2025
Hamas Kemukakan Ide Baru untuk Akhiri Perang: Jaminan Internasional hingga Penarikan Bertahap IDF
Gertak Barat, Putin: Kami Siap Perang Jika NATO Senggol Kawasan Perbatasan