androidvodic.com

Kronik Shejaiya, Lingkungan Gagah Berani Gaza yang Tidak Dapat Dihancurkan Israel - News

Kronik Shejaiya, Lingkungan Gagah Berani Gaza yang Tidak Dapat Dihancurkan Israel

News - Ini bukan cerita mistis atau mitos, Shejaiya -atau beberapa literatur menulisnya Shujaiya- seolah punya kekuatan super untuk menjadi neighborhoods, lingkungan di Gaza yang sangat sulit ditaklukkan pasukan Israel.

Ini juga bukan glorifikasi terhadap lingkungan yang jadi saksi perjuangan milisi pembebasan Palestina melawan tentara pendudukan Israel itu.

Pada faktanya, sama seperti kebanyakan area di Gaza, wilayah di sebelah timur Kota Gaza ini juga nyaris tinggal puing karena bombardemen dahsyat di wilayah kantung Palestina yang sudah terkepung tersebut.

Baca juga: Pertempuran Jarak Dekat, Pasukan Gabungan Brigade Al-Qassam dan Al-Quds Sergap 15 Tentara Israel

Namun, ketika Israel mengklaim kalau satu-satunya ‘solusi’ terhadap Gaza adalah dengan menggusur warga Palestina, mereka sepertinya harus mengetahui lebih dalam tentang apa dimiliki wilayah tersebut, termasuk Shejaiya.

Hal ini yang menjadi ulasan dari tulisan Dr Ramzy Baroud, penulis, jurnalis, dan peneliti di Center for Islam and Global Affairs (CIGA) saat membahas soal 'Hari Paling Sulit' yang dialami Tentara Israel (IDF) dalam Perang Gaza sejauh ini yang pecah sejak 7 Oktober 2023.

Hari paling sulit yang dimaksud adalah kematian puluhan tentara IDF, termasuk para perwira dan anggota pasukannya, di Shejaiya, Selasa (12/12/2023).

Baca juga: Mengenal Brigade Golani, Pasukan Elite Israel yang Anggotanya Tewas dalam Penyergapan di Shujaiya

MENANGIS - FOTO FILE Seorang tentara Israel dari Brigade Golani (pasukan infanteri IDF) menangis saat menghadiri pemakaman Komandannya, Max Steinberg, pada 23 Juli 2014.
MENANGIS - FOTO FILE Seorang tentara Israel dari Brigade Golani (pasukan infanteri IDF) menangis saat menghadiri pemakaman Komandannya, Max Steinberg, pada 23 Juli 2014. (Miriam Alster/FLASH90/i24news)

Bersumpah Balas Dendam, Malah Tewas Berkalang Tanah

Baroud dalam tulisannya menuturkan, beberapa saat sebelum tewas terbunuh oleh Brigade Al-Qassam dalam pertempuran di lingkungan Shejaiya, pasukan tentara Israel tersebut mengadakan pertemuan di pinggiran kota.

"Sebuah video, yang beredar luas di media sosial, menunjukkan salah satu petugas – yang kemudian terbunuh – bersumpah untuk membalas dendam tentara lain Israel yang terbunuh di lingkungan itu dalam perang Israel di Gaza tahun 2014," tulis Ramzy Baroud.

Pertempuran Shejaiya, pada tahun 2014, diyakini sebagai pertempuran paling menentukan antara pasukan Israel yang menyerang dan Milisi Perlawanan Palestina dalam apa yang disebut Operation Protective Edge alias Operasi Tepi Pelindung Israel.

Saat itu, Israel mengakui kalau 16 tentaranya tewas di Shejaiya.

"(kembali ke 12 Desember 2023) Dalam briefing singkat sebelum menyerbu, para perwira IDF di Brigade Golani bersumpah untuk membalaskan dendam tentara yang tewas hampir sepuluh tahun silam tersebut. Tak lama setelah itu,  mereka (malah) juga tewas dalam penyergapan milisi perlawanan (Brigade Al-Qassam Hamas).

Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Hamas, mengatakan kalau jumlah tentara Israel yang tewas dalam tiga penyergapan berturut-turut yang dipimpin oleh milisi perlawanan Hamas, melebihi jumlah korban yang diumumkan Israel sejauh ini.

Kekalahan Telak, Hari yang Berat Bagi IDF

Pada Rabu paginya, tentara Israel mengatakan delapan tentara, sebagian besar perwira, tewas dalam penyergapan di Shejaiya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat