androidvodic.com

Houthi akan Ngamuk di Laut Merah Jika Israel Serbu Rafah di Jalur Gaza Selatan - News

News - Kelompok Ansar Allah Yaman, Houthi, memperingatkan Israel untuk tidak melakukan operasi militer di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, yang menampung lebih dari 500.000 pengungsi Palestina.

Houthi mengancam akan meningkatkan operasi militer terhadap kapal terkait Israel, Amerika Serikat dan Inggris di Laut Merah jika Israel menyerang Rafah.

Seorang anggota Dewan Politik Tertinggi yang dibentuk oleh Ansar Allah, Muhammad Ali Al-Houthi, memperingatkan Israel melalui media sosial X.

“Kami memberi tahu entitas Israel tentang eskalasi apa pun di Rafah atau Gaza, jadi Anda harus tahu bahwa jalan kami adalah eskalasi,” kata Muhammad Ali Al-Houthi, Sabtu (10/2/2024).

“Selama tragedi kemanusiaan di Gaza memburuk, dan ketidakadilan serta pembunuhan massal terhadap orang-orang di Gaza terus berlanjut, operasi akan diperluas sesuai dengan data lapangan dan arahan Komandan Mr. Abdul-Malik al-Houthi (pemimpin kelompok tersebut)," lanjutnya.

Al-Houthi menyerukan masyarakat untuk mengambil aksi populer dan militer di setiap negara untuk mendukung kaum tertindas di Jalur Gaza dan Palestina melalui eskalasi apa pun.

“Lebih baik bagi Amerika Serikat dan Israel untuk menghentikan pengepungan di Gaza, dan agar makanan dan obat-obatan masuk ke Gaza, dan menerima posisi kemanusiaan dalam segala hal, dengan makanan dan obat-obatan masuk ke seluruh Jalur Gaza dan menghentikan agresi terhadap Gaza,” kata Al-Houthi.

Israel Meningkatkan Pembunuhan Warga Palestina

Selain itu, pemerintah Yaman memperingatkan dampak serius dari setiap tindakan Israel yang menyerbu kota Rafah di Jalur Gaza.

Mereka menganggap hal ini sebagai peningkatan pembunuhan terhadap rakyat Palestina.

“Persiapan tentara pendudukan Israel untuk menyerbu kota Rafah di Jalur Gaza bertujuan untuk terus membunuh dan menganiaya rakyat Palestina dan menggusur mereka secara paksa dan merupakan bukti nyata bahwa pasukan pendudukan Israel melakukan kejahatan genosida dan pembersihan etnis," kata Kementerian Luar Negeri Yaman dalam pernyataan di media pemerintah, Saba, pada Sabtu.

Kementerian Luar Negeri Yaman menyerukan komunitas internasional dan Dewan Keamanan PBB untuk melakukan tugas mereka untuk menghentikan agresi biadab Israel.

Baca juga: Arab Saudi Ancam Israel, Akan Hadapi Dampak Serius Jika Nekat Operasi Darat ke Rafah

Mereka juga meminta komunitas internasional agar melindungi rakyat Palestina yang tidak berdaya dari kejahatan pendudukan Israel.

“Yaman memperingatkan kejahatan biadab ini akan mempunyai dampak keamanan yang serius terhadap keamanan dan perdamaian di kawasan, yang mana pasukan pendudukan Israel memikul tanggung jawab,” lanjutnya.

Hamas Palestina vs Israel

Segera setelah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel mulai membombardir Jalur Gaza.

Kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 28.064 jiwa sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (10/2/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Anadolu.

Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 137 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(News/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat