androidvodic.com

Houthi Ancam Perluas Eskalasi Jika Tentara Zionis Serang Rafah, Kapal Tujuan Israel jadi Target - News

News - Kelompok Houthi Yaman pada Selasa (7/52024) mengancam akan memperluas serangannya terhadap pelayaran yang berhubungan dengan Israel jika tentara zionis menyerbu kota Rafah di Jalur Gaza selatan.

“Eskalasi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat serta ancaman mereka untuk menyerang Rafah akan ditanggapi dengan respons Yaman dan peluncuran eskalasi putaran keempat,” ujar Allama Muhammad Muftah, ketua Komite Tertinggi untuk Urusan Islamlewat saluran TV Al-Masirah.

Houthi Yaman mengatakan jika terjadi eskalasi di Rafah, keputusan angkatan bersenjata Yaman sudah jelas, yakni akan menyerang Israel.

"Dan eskalasi yang lebih besar dan lebih luas mungkin terjadi,” lanjutnya.

Dia menambahkan bahwa eskalasi Houthi akan menjadi respon terhadap setiap aksi Israel, baik serangan pada Yaman, Gaza, atau wilayah Palestina yang diduduki.

Pada hari Senin (6/5/2024), pasukan Israel mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga Palestina di Rafah timur.

Hal ini dipandang sebagai awal dari serangan Israel yang telah lama di khawatirkan, terutama bagi warga Rafah, Gaza.

Diketahui Rafah menjadi rumah bagi sekitar 1,5 juta pengungsi Palestina.

Sebelumnya, pasukan Israel menguasai penyeberangan perbatasan Rafah yang menghubungkan Gaza dengan Mesir, menutupnya untuk semua lalu lintas.

Tentara Israel mengatakan brigade lapis baja 401 mengambil kendali operasional penyeberangan Rafah dari sisi Palestina.

Update Korban di Gaza

Baca juga: Mata-mata Israel-AS Ditangkap, Ketahuan Lacak Posisi Houthi sebelum Jet AS Ngebom Yaman

Israel masih terus menggempur Jalur Gaza hingga membuat kehancuran.

Hampir 34.800 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Dan 78.100 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina, masih mengutip Palestine Chronicle. 

Tujuh bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, mendorong 85 persen penduduk wilayah kantong tersebut mengungsi di tengah blokade makanan, air bersih dan obat-obatan, menurut PBB. 

(News/Garudea Prabawati) 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat