androidvodic.com

Penyergapan Maut Brigade Al-Qassam Tewaskan 8 Tentara Israel, IDF Sebut jadi Hari Paling Mematikan - News

News - Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam melakukan penyergapan terhadap pasukan Israel di distrik Tal as-Sultan di Kota Rafah selatan, Sabtu (15/7/2024).

Dalam penyergapannya, Brigade Al-Qassam menembakkan granat berpeluncur roket (RPG) ke arah buldoser militer D9 milik Israel.

Akibatnya, sebanyak delapan tentara Israel tewas dan beberapa lainnya mengalami luka-luka.

Serangan pada hari Sabtu menandai salah satu hari paling mematikan bagi tentara Israel di Gaza dalam beberapa bulan terakhir karena invasi darat di wilayah selatan terus meningkat.

Dikutip dari Al Jazeera, Brigade Al-Qassam menembakkan RPG Yassin-105 ke buldoser militer D9, membunuh dan melukai sejumlah tentara Israel yang tidak diketahui identitasnya.

Sebuah kendaraan “pasukan penyelamat” yang kemudian tiba juga diserang, “mengakibatkan kehancuran dan kematian semua penumpangnya”.

Tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan, delapan tentara tersebut “jatuh selama aktivitas operasional di Gaza selatan”, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari mengatakan, penyelidikan atas kejadian ini akan dilakukan untuk mengetahui bagaimana serangan tersebut bisa terjadi.

"Kami berupaya untuk melucuti senjata semua pejuang untuk mencegah Hamas menargetkan warga sipil lagi seperti pada tanggal 7 Oktober."

"Hari ini, kami kembali menerima pengingat akan besarnya harga yang harus kami bayar akibat perang ini, dan kami memiliki tentara yang siap mengorbankan nyawa mereka. hidup untuk membela Israel," kata Hagari.

Setidaknya 307 tentara Israel telah tewas dan ribuan lainnya terluka sejak 27 Oktober ketika invasi darat ke Gaza dilancarkan.

Baca juga: Pakar Militer: IDF Mundur dari Rafah Karena Divisi Lapis Baja Jebol, Israel Membual Gempur Hizbullah

Tank-tank Israel Terus Maju

Tank-tank Israel maju di Tel al-Sultan dan peluru-peluru mendarat di wilayah pesisir, tempat ribuan warga Palestina, banyak dari mereka telah mengungsi beberapa kali, mencari perlindungan.

Meskipun ada tekanan internasional yang meningkat untuk melakukan gencatan senjata, kesepakatan untuk menghentikan pertempuran masih terasa jauh.

Lebih dari delapan bulan sejak dimulainya perang pada bulan Oktober, dengan baku tembak lintas batas yang hampir setiap hari dengan pejuang milisi Hizbullah di Lebanon selatan semakin intensif.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat