androidvodic.com

Pakar Militer: IDF Mundur dari Rafah Karena Divisi Lapis Baja Jebol, Israel Membual Gempur Hizbullah - News

Pakar Militer: IDF Mundur dari Rafah Karena Divisi Lapis Baja Jebol, Israel Membual Mau Gempur Hizbullah

News - Pakar militer dan ahli strategis asal Yordnaia, Nidal Abu Zeid, menganalisis kekuatan pasukan Israel (IDF) yang saat ini dikerahkan dalam operasi militer di Rafah.

Analisis itu terkait kabar yang menyebut kalau IDF akan menyelesaikan operasi militer mereka di Rafah dalam dua pekan ke depan.

Baca juga: Sumber Keamanan Israel: Hamas Gagalkan Operasi Fase B IDF, Invasi Rafah Berakhir dalam 2 Minggu  

Baca juga: Jebakan Presisi Al Qassam, Detail Tewasnya Perwira & Tentara Elite Brigade Givati IDF di Shaboura

Divisi Lapis Baja Jebol

Nidal Abu Zeid mengatakan, pasukan IDF di Rafah, dalam format standar saat ini yang terdiri dari Divisi Lapis Baja 162, Brigade Komando, dan satu batalion dari Brigade Givati.

Format standar pasukan IDF di Rafah ini, kata dia, tidak akan mampu untuk menyelesaikan misi di Rafah karena komplikasi geografis di kamp Rafah.

Selain itu, misi bakal gagal karena kerugian yang diderita Divisi Lapis Baja 162, khususnya Brigade Korps Lapis Baja 401 merupakan ujung tombak operasi Rafah yang dikerahkan di poros Philadelphia.

Pengerahan Brigade Korps Lapis Baja 401 ke poros Philadelphia ini membuat IDF dalam beberapa hari mendatang dan paling lama dalam waktu dua minggu akan menghentikan operasi militer di Rafah.

"Atau setidaknya menarik unit-unit tempur dari Rafah dengan dalih kalau IDF sedang mempersiapkan operasi militer di wilayah-wilayah pendudukan utara untuk menghadapinya ancaman Hizbullah," kata analisisnya menunjukkan alasan sebenarnya di balik mundurnya IDF dari Rafah.

Baca juga: Hizbullah Ubah Taktik Jelang Invasi Israel ke Lebanon: Barak Militer IDF di Perbatasan Disapu Rudal

Sebuah kendaraan lapis baja pengangkut personel (armoured personel carrier/APC) tentara Israel (IDF) tampak terbakar setelah terkena roket Brigade al Qassam dalam pertempuran di Shujaiya, Jalur Gaza Timur 6 desember 2023 silam.
Sebuah kendaraan lapis baja pengangkut personel (armoured personel carrier/APC) tentara Israel (IDF) tampak terbakar setelah terkena roket Brigade al Qassam dalam pertempuran di Shujaiya, Jalur Gaza Timur 6 desember 2023 silam. (Al Qassam Military Media)

IDF Membual Mau Gempur Habis-habisan Lebanon Demi Tumpas Hizbullah 

Mengenai apa yang terjadi di front utara, Abu Zaid mengatakan, meskipun terjadi peningkatan eskalasi yang mencolok melawan Hizbullah, indikator-indikator yang ada tidak menunjukkan kalau pasukan pendudukan akan melakukan petualangan militer baru dengan Hizbullah, setidaknya dalam waktu enam bulan dari sekarang.

"Itu karena komplikasi geostrategis yang terlihat dalam konfrontasi dengan Hizbullah. Bentuk dan isinya berbeda dari konfrontasi dengan perlawanan di Gaza, dan pendudukan menyadari hal ini," kata dia merujuk pada risiko kerugian personel dan peralatan tempur IDF yang bakal melonjak jika memaksa terjun di front utara.

Abu Zaid menambahkan, IDF jauh lebih menyadari kalau biaya yang harus dikeluarkan Israel dalam konfrontasi dengan Hizbullah pasti akan tinggi.

"Hal ini membuat pendudukan tidak mampu menjawab pertanyaan: Dapatkah tentara pendudukan menanggung kerugian baru dalam pertempuran baru?" katanya.

Oleh karena itu, terlepas dari masifnya pemberitaan media Israel mengenai menuver IDF dan pernyataan para pemimpin politik dan militer Israel soal serangan besar-besaran ke utara, dia meyakini kalau sebenarnya hal itu cuma bualan.

Baca juga: Media Israel: IDF Rekomendasikan Tel Aviv Akhiri Operasi Rafah Lalu Serang Besar-besaran Lebanon

Tentara IDF Israel dalam Perang kedua melawan Lebanon. Israel mengancam akan melancarkan perang ketiga seiring intensifnya serangan roket Hizbullah ke pemukiman Yahudi di utara Israel.
Tentara IDF Israel dalam Perang kedua melawan Lebanon. Israel mengancam akan melancarkan perang ketiga seiring intensifnya serangan roket Hizbullah ke pemukiman Yahudi di utara Israel. (tangkap layar ap)

Abu Zaid berkata, “Saya tidak percaya bahwa akan ada operasi militer konvensional yang luas (besar) melawan Hizbullah, namun mungkin ada operasi selektif yang terbatas terhadap sasaran Hizbullah atau terhadap para pemimpin gerakan tersebut".

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat