androidvodic.com

Mampukah Pakistan Tumpas Militan Bersenjata? - News

Operasi militer bernama Azm-e Istehkam atau bertekad demi stabilitas dalam bahasa Urdu itu diumumkan Perdana Menteri Shehbaz Sharif pekan lalu di Islamabad.

Pengumuman tersebut merespons eskalasi konflik, di mana hampir setiap hari ada aparat keamanan yang gugur akibat serangan kelompok militan.

Sedikitnya 62 serdadu, termasuk dua perwira, dinyatakan tewas sepanjang tahun ini.

Militer Pakistan sebaliknya mengklaim telah membunuh 249 terduga gerilyawan dan menangkap 396 tersangka teroris, melalui 13.000 operasi intelijen.

Sebagian besar serangan ini diklaim oleh Tehreek-e-Taliban Pakistan, TTP, yang memayungi berbagai kelompok militan dan melancarkan perang dengan misi menggulingkan pemerintahan di Islamabad.

TTP ingin menjadikan Pakistan sebagai negara agama yang diatur secara ketat berdasarkan syariah Islam.

Eskalasi lintas batas?

Kelompok ini secara ideologis sejalan dengan Taliban Afganistan, yang merebut kekuasaan pada tahun 2021 menyusul penarikan mundur pasukan AS dan NATO setelah 20 tahun berperang.

Islamabad sejak itu berulang kali menuduh Kabul menampung pelarian militan dari Pakistan, yang selama ini dibantah penguasa Taliban.

Kedua negara dipisahkan wilayah pegunungan di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang telah lama menjadi sarang kelompok militan Islam termasuk TPP dan sel-sel teror yang berbaiat kepada ISIS.

TTP secara sepihak mengakhiri gencatan senjata dengan pemerintah Pakistan pada November 2022.

Rencana baru Pakistan diyakini akan fokus memerangi kelompok militan yang menyeberang dari Afganistan.

Menteri Pertahanan Khawaja Asif memperingatkan, militernya tidak akan ragu melancarkan serangan ke negeri jiran. "Tidak ada yang lebih penting daripada kedaulatan Pakistan,” katanya kepada media asing, ketika ditanya tentang kemungkinan melancarkan serangan lintas batas di Afganistan untuk membendung militan.

"Tindakan akan diambil terhadap semua teroris. Operasi akan dilakukan terhadap kaum anarkis anti-negara dan fanatik agama, terlepas dari sekte atau agama mereka," ujar seorang pejabat senior keamanan kepada DW, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

Maria Sultan, analis pertahanan di Islamabad, mengatakan bahwa kampanye militer teranyar bertujuan untuk menjamin stabilitas di Pakistan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat