androidvodic.com

Pasien Covid-19 dengan Riwayat Diabetes Melitus dan Obesitas Berisiko Alami Perburukan - News

Laporan Wartawan News, Rina Ayu

News, JAKARTA - Hasil penelitian lintas negara menyebut ada hubungan antara berat badan dan status diabetes dengan keparahan kondisi pasien Covid-19.

Studi ini telah dipublikasi di jurnal ternama terkait penyakit diabetes melitus, Diabetes Care, pada tanggal 15 April 2021 lalu.

Dalam keterangan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Indonesia mengirimkan data dari 7 rumah sakit yang meliputi RS pendidikan, swasta, maupun milik daerah.

Penelitian ini dipimpin Dr. Danielle Longmore dan Professor David Burgner dari Murdoch Children’s Research Institute (MCRI) serta Dr. Kirsty Short dari The University of Queensland.

Negara-negara yang ikut menjadi kontributor dalam studi ini berasal dari berbagai belahan dunia.

Baca juga: Manfaat Minyak Zaitun untuk Kesehatan, Cegah Kanker dan Diabetes, Ahli Jelaskan Cara Menggunakannya

Baca juga: Studi: Penderita Obesitas yang Terinfeksi Covid-19 Butuh Perawatan ICU Lebih Lama  

Mewakili benua Eropa yaitu Norwegia, Denmark, Belanda, Austria, Swiss, dan Italia. Dari benua Asia, negara yang turut berpartisipasi adalah China, Singapura, dan Indonesia.

Dari benua Afrika dan Amerika masing-masing terwakilkan oleh Afrika Selatan dan Amerika Serikat.

Berdasarkan penelitian, kemungkinan pasien dengan berat badan berlebih (overweight) untuk membutuhkan bantuan alat pernapasan yang invasif akan meningkat sebesar 22 persen.

Ilustrasi obesitas
Ilustrasi obesitas (Istimewa)

Risiko serupa juga ditunjukkan pada pasien obesitas yang kemungkinannya meningkat hingga 73 persen.

Akan tetapi, berat badan berlebih tidak menunjukkan peningkatan angka kematian karena COVID-19.

Pada pasien yang mengalami diabetes, kemungkinan mengalami COVID-19 yang berat tidak dipengaruhi berat badan dengan pasien yang memiliki berat badan normal maupun berlebih memiliki risiko yang relatif sama.

Baca juga: Buah Ceri Kaya Antioksidan dan Diyakini Bisa Cegah Diabetes

Dekan FKUI, sekaligus salah satu kontributor penelitian, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB mengatakan, penelitian mengenai COVID-19 masih sangat berkembang. Semakin hari, pasti ada hal baru yang ditemukan.

"Saya berharap kontribusi FKUI dalam riset multicenter dunia dalam penelitian ini semakin mengonfirmasi mengenai berat badan yang berlebih menjadi faktor yang dapat memperparah penyakit COVID-19 sehingga program imunisasi dapat memprioritaskan populasi yang berisiko tersebut," ujar dia dikutip Kamis (8/7/2021).

Adapun staf pengajar yang terlibat dalam penelitian ini berasal dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan yaitu Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc., Sp.P(K), dr. Prasenohadi, Sp.P-KIC, Ph.D, dan Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K).

Selain itu, Departemen/KSM Ilmu Penyakit Dalam FKUI-Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo turut mengirimkan perwakilannya yaitu Dr. dr. Sukamto Koesnoe, Sp.PD-KAI, dr. Ceva Wicaksono Pitoyo, Sp.PD-KP, KIC, dan Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat